Krisis Iklim, Indonesia Berkontribusi Membantu Meningkatkan Asian Development Fund

- 5 Mei 2024, 14:00 WIB
Ilustrasi krisis iklim.
Ilustrasi krisis iklim. /Pixabay/rasov/

PR TASIKMALAYA - Krisis iklim menyebabkan ancaman besar terhadap keberlanjutan dan kemajuan pembangunan, dengan risiko terbesar dihadapi perempuan, anak-anak, serta kelompok miskin dan rentan.

Faktanya, pulau-pulau kecil terancam punah akibat krisis iklim tersebut. Inilah sebabnya mengapa negara-negara di dunia harus bekerja sama untuk mengatasi krisis iklim, terutama dalam hal pendanaan aksi atau proyek iklim.

Perubahan atau krisis iklim menyebabkan kekeringan dan polusi pada air, sehingga dapat menyebabkan kurangnya air bersih untuk minum dan juga kebutuhan lainnya.

Selain itu, krisis iklim juga mengakibatkan meningkatnya suhu bumi, risiko bencana alam, dan kerawanan pangan. Dataran daerah yang dekat dengan pantai dan dataran rendah akan berisiko terkena banjir.

Baca Juga: Kapan Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Season 4 Dirilis?

Akibatnya ada 19 dari 25 kota yang paling terkena dampak kenaikan permukaan laut setinggi 1 meter berada di kawasan Asia-Pasifik, dan 7 di antaranya berada di Filipina.

Namun, negara yang paling terkena dampak banjir pesisir adalah Indonesia, dengan perkiraan 5,9 juta orang terkena dampaknya setiap tahun hingga tahun 2100, menurut laporan Asian Development Bank (ADB), sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara. 

Tanpa adanya tindakan melawan perubahan iklim, suhu di benua Asia diperkirakan akan meningkat 6 derajat celcius pada akhir abad ini. Dan beberapa negara mungkin terkena dampak cuaca yang jauh lebih hangat, dengan suhu diperkirakan akan meningkat hingga 8 derajat celcius di Tajikistan, Afghanistan, Pakistan, dan juga Tiongkok barat laut.

Meningkatnya suhu juga akan menyebabkan perubahan dramatis di wilayah ini, termasuk sistem cuaca, pertanian dan perikanan, keanekaragaman hayati darat dan laut, keamanan domestik dan regional, perdagangan, pembangunan perkotaan, migrasi dan kesehatan. Akibat dari situasi ini akan menghancurkan harapan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan inklusif.

Halaman:

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah