Keluhkan Kualitas, Warga Desa Sukasenang Garut Terpaksa Buang Bansos BPNT

- 18 April 2020, 18:50 WIB
Warga menunjukan sayuran dan tempe yang dinilai berkualitas buruk di Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (17/4/2020).*
Warga menunjukan sayuran dan tempe yang dinilai berkualitas buruk di Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (17/4/2020).* //ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Keluhan kualitas bantuan pangan disuarakan sejumlah warga di Desa Sukasenang, Kabupaten Garut.

Bantuan pangan ini berasal dari program pemerintah pusat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk warga terdampak wabah Covid-19.

Bahan pangan yang tiba dinilai buruk sehingga warga terpaksa membuangnya karena tidak layak konsumsi.

Baca Juga: Kabupaten Tasikmalaya Masih Zona Hijau Covid-19, Danrem 062/Tarumanegara Acungi Jempol

Hal ini disampaikan Ketua RW 10 Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Enjang Suryaman pada Jumat, 17 April 2020.

"Bantuan itu baru tadi diterima, setelah dibagikan, warga datang ke rumah mengeluhkan kondisi barang yang busuk," tutur Enjang Suryaman.

Dijelaskan Enjang, bahan pangan yang diterima masyarakat penerima manfaat program BPNT itu terdiri atas telur ayam, daging ayam, sayuran dan buah-buahan.

Baca Juga: Terdampak Covid-19, Jumlah Warga Miskin Baru di Tasikmalaya Terancam Bertambah 40 Ribu

Namun begitu, bahan pangan itu kondisinya sudah banyak yang busuk, terutama daging ayam juga tercium bau yang tidak sedap.

"Sejumlah barang seperti buah salak, sayuran berupa wortel kondisinya busuk, daging yang dibagikan juga sudah bau,"jelas Enjang dalam pernyataan yang dilansir dari Kantor Berita Antara pada 18 April 2020.

Lebih lanjut Enjang menerangkan, bahan pangan program BPNT itu dibagikan melalui Badan Usaha Milik Desa (Bundes) Sukasenang dengan beberapa jenis barang.

Baca Juga: Terima Surat Persetujuan Menkes, PSBB Bandung Raya Resmi Diterapkan Mulai 22 April 2020

Dimulai dari 10 butir telur ayam, satu bungkus tempe, wortel, kentang, dan salak masing-masing setengah kilogram hingga satu kilogram daging ayam.

Namun, saat barang sampai di tangan warga, sebagian sudah busuk. Warga pun terpaksa membuangnya karena dinilai tidak sehat saat dikonsumsi.

"Kalau diuangkan tidak akan sampai Rp 100 ribu karena sekarang harga-harga sedang murah, Sabtu katanya mau dibagikan juga beras 10 kilogram, dan pasti yang kualitasnya biasa saja, padahal BPNT ini alokasinya Rp2 00 ribu per orang," terang Enjang.

Baca Juga: Tak Kena Imbas Pandemi Covid-19, KKP Klaim Kegiatan Ekspor Alami Peningkatan

Diharapkan Enjang, kondisi wabah Covid-19 ini mendapatkan perhatian asupan gizi yang berkualitas bagi masyarakat kurang mampu. Sehingga, kesehatan dan asupan gizi masing-masing tetap terjaga dengan baik.

"Masyarakat membutuhkan asupan gizi yang cukup dan baik, apalagi di tengah kondisi ekonomi sulit karena corona seperti ini," ujar Enjang.

Menanggapi masalah itu, Sekretaris Desa Sukasenang Dani Annida menyatakan barang yang busuk itu dapat dikembalikan lagi.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x