Menlu Tiongkok Minta AS Berhenti Mencampuri Urusan Tibet

- 21 Oktober 2020, 10:34 WIB
Orang-orang Tibet di pengasingan dan warga India setempat membakar bendera nasional Tiongkok selama protes di Dharmsala, India, Jumat, 19 Juni 2020. India mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya menggunakan saluran diplomatik dengan Tiongkok untuk mengurangi ketegangan militer di daerah perbatasan Himalaya yang terpencil tempat 20 Tentara India terbunuh minggu ini.*
Orang-orang Tibet di pengasingan dan warga India setempat membakar bendera nasional Tiongkok selama protes di Dharmsala, India, Jumat, 19 Juni 2020. India mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya menggunakan saluran diplomatik dengan Tiongkok untuk mengurangi ketegangan militer di daerah perbatasan Himalaya yang terpencil tempat 20 Tentara India terbunuh minggu ini.* /AP Photo/Ashwini Bhatia/

PR TASIKMALAYA - Kementerian Luar Negeri Tiongkok meminta Amerika Serikat untuk segera berhenti mencampuri urusan Tibet.

Hal itu disampaikan setelah pemimpin kepala pemerintahan Tibet di pengasingan bertemu dengan seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat di Washington.

Presiden Administrasi Pusat Tibet (CTA), Lobsang Sangay, bertemu dengan utusan khusus Amerika Serikat untuk isu Tibet minggu lalu.

Baca Juga: Prioritaskan Bodebek, 9,1 Juta Orang Bakal Divaksinasi pada November-Desember 2020

Sangay mengatakan, itu adalah pertama kalinya ketua CTA diterima di Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

"Tiongkok akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingannya," kata Juru Bicara Kemlu Tiongkok Zhao Lijian dalam konferensi pers harian di Beijing, Selasa 20 Oktober 2020.

Kekesalan Tiongkok terhadap Amerika Serikat terkait Tibet terjadi pada saat hubungan antara kedua kekuatan dunia itu berada pada titik terendah dalam beberapa dekade karena berbagai masalah.

Baca Juga: Usulan Fatwa MUI soal Masa Jabatan Presiden, Nasdem Siap Jadi Teman Diskusi

Masalah itu mencakup perdagangan, masalah Taiwan, hak asasi manusia, Laut Tiongkok Selatan, dan virus corona.

Menggambarkan Sangay sebagai separatis anti Tiongkok, Zhao mengatakan, Amerika Serikat harus menghentikan kontak resmi apa pun dengannya.

"Pertemuan itu mengirimkan sinyal yang sangat salah kepada pasukan kemerdekaan Tibet. Amerika Serikat harus segera berhenti menggunakan masalah Tibet untuk mencampuri urusan dalam negeri China," Tegas Zhao.

Baca Juga: Satu Tahun Jokowi-Ma'ruf, Fadli Zon: Beban Rakyat dan Negara Kian Berat

Tiongkok menguasai Tibet pada 1950 dalam apa yang digambarkannya sebagai ‘pembebasan damai’.

Kelompok hak asasi manusia internasional dan orang buangan secara rutin mengutuk apa yang mereka sebut pemerintahan yang menindas Tiongkok di wilayah Tibet.

Sejak pembentukannya pada 1959, Pemerintah Tibet di pengasingan telah berbasis di Dharamshala, India utara.

Baca Juga: Kementerian Agama Siap Dukung UMKM Sediakan Produk Halal

Hubungan Tiongkok dengan India menjadi terganggu beberapa bulan terakhir setelah bentrokan berdarah antara pasukan kedua negara yang ditempatkan di perbatasan Himalaya yang disengketakan.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x