Tak Setuju Genosida, Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

- 2 Mei 2024, 11:42 WIB
Presiden Colombia Gustavo Petro memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan diplomatik Colombia-Israel akibat invasi Israel di jalur Gaza.
Presiden Colombia Gustavo Petro memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan diplomatik Colombia-Israel akibat invasi Israel di jalur Gaza. /AP Photo/Fernando Vergara/

PR TASIKMALAYA - Gustavo Petro selaku Presiden Colombia, mengumumkan bahwa negaranya akan mengakhiri hubungan diplomatik dengan Israel. Penyebabnya adalah karena Israel melakukan genosida di Jalur Gaza, sejak 2 Mei 2024 lalu.

"Di depan kalian, pemerintahan perubahan, presiden republik, menyatakan bahwa mulai esok hari, kita putus hubungan diplomatik dengan Israel karena mereka memiliki presiden yang mendukung genosida," ucap Petro di hadapan demonstran di Bogota, Rabu, 1 Mei 2023, dikutip dari ANTARA.

Para pendemo bersorak gembira atas Pernyataan Petro yang disampaikan kepada para demonstran yang berkumpul di lapangan Plaza de Bolivar, Bogota. Mereka menyambut pernyataan tersebut sembari mengibarkan bendera Colombia.

Sebelumnya, Petro telah mengancam untuk mengakhiri hubungan diplomatik negaranya dengan Israel. Ia adalah salah satu dari 18 kepala negara yang menandatangani pernyataan yang diinisiasi Amerika Serikat. Inisiasi bertujuan untuk menuntut pembebasan 130 sandera Israel beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Sekretaris Negara AS Dorong Gencatan Senjata, Minta Hamas Setuju dengan Kesepakatan

Kemungkinan sandera tersebut masih berada di Jalur Gaza, menyusul serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Dan Israel merespons serangan itu dengan invasi darat besar-besaran ke daerah itu.

Pernyataan tersebut menuntut pembebasan semua sandera. Dan diharapkan langkah tersebut akan mengakhiri segala bentuk peperangan di Jalur Gaza.

Israel telah melancarkan agresinya selama lebih dari setengah tahun ke Jalur Gaza. Akibatnya puluhan ribu warga sipil tewas dan hancurnya infrastruktur dalam skala besar didaerah tersebut.

Sekitar 34.500 warga sipil Palestina terbunuh dan 76.000 lainnya cedera akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023. Korban tewqs sebagian besar adalah anak-anak dan wanita.

Halaman:

Editor: Al Makruf Yoga Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah