Pemilu AS Semakin Dekat, Eropa Khawatir Soal Sengketa Hasil dan Dampaknya Pada Dunia

- 19 Oktober 2020, 20:28 WIB
Ilustrasi bendera Amerika Serikat.
Ilustrasi bendera Amerika Serikat. /Unsplash/Ben Mater.

PR TASIKMALAYA - Dengan waktu kurang dari tiga minggu hingga pemilihan
presiden AS, ibu kota Eropa khawatir tentang risiko hasil yang disengketakan dan dampaknya di Amerika Serikat dan luar negeri.

Sementara kandidat Demokrat Joe Biden memimpin dalam jajak pendapat, pemilu 2016 menghasilkan perpecahan antara suara populer dan Electoral College. Analis mengatakan hal tersebut mungkin tetap terjadi pada 3 November mendatang.

Munculnya pernyataan Trump yang mengaku ragu apakah dia akan menerima
transfer kekuasaan secara damai jika dia kalah, dan menyarankan Mahkamah Agung mungkin harus memutuskan pemenangnya, risiko hasil  pemilu menjadi hal yang sangat dikhawatirkan.

Baca Juga: Hoaks Atau Fakta: Benarkah Wakil Presiden RI ke-9 Hamzah Haz Meninggal Siang Tadi?

Di ibu kota utama Eropa, di mana banyak yang diam-diam berharap pemilu akan menghasilkan pergantian presiden dan pergeseran kebijakan AS tentang masalah-masalah dari iklim ke perdagangan, NATO bahkan kesepakatan nuklir Iran.

“Mayoritas pemerintah UE mengharapkan kemenangan Biden, meskipun tidak ada yang akan mengatakan itu,” kata seorang diplomat UE yang tidak disebutkan namanya.

"Pemerintah sedang melihat skenario, rencana kontingensi, meskipun masih harus dilihat apa yang bisa dilakukan jika Trump untuk memperebutkan hasil," tambahnya. 

Para pejabat Jerman telah memikirkan implikasinya selama berbulan-bulan sejak Trump meragukan apakah dia akan menerima hasilnya.

Baca Juga: Cai Changpan Bunuh Diri, Polda: Saya Yakin Penyebabnya Karena Dia Sudah Mulai Terdesak

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x