Ribuan Hewan Peliharaan Ditemukan Mati di Bandara Tiongkok

- 1 Oktober 2020, 21:14 WIB
Ilustrasi hewan peliharaan.
Ilustrasi hewan peliharaan. /susannp4/PIXABAY

PR TASIKMALAYA - Ribuan hewan ditemukan mati di dalam kotak kardus dan ratusan lainnya berhasil diselamatkan di sebuah fasilitas logistik di Tiongkok minggu lalu.

Kejadian ini diperkirakan akibat miskomunikasi dalam rantai pasokan pembiakan massal yang tengah berkembang di Tiongkok.

Sebuah kelompok penyelamat hewan setempat mengatakan kepada CBS News bahwa pihak berwenang telah meluncurkan penyelidikan atas penemuan mengerikan di Provinsi Henan itu.

Baca Juga: Realisasikan Program ABC, 99 Sekuriti Dilantik jadi Petugas Protokol Kesehatan Covid-19

"Stasiun itu penuh dengan kotak ekspres berisi ribuan hewan yang telah mati, dan seluruh tempat itu berbau bangkai yang membusuk.

"Ini adalah kejadian yang sangat mengerikan," kata pendiri kelompok penyelamat hewan Utopia, Suster Hua, Rabu, 30 September 2020.

Hewan-hewan yang mati tersebut diantaranya adalah kelinci, marmut, kucing dan anjing. Semuanya disimpan di dalam kandang plastik atau logam yang dibungkus dalam kotak karton dengan lubang untuk bernapas.

Baca Juga: Ekonomi Masih Belum Stabil, Rupiah Menguat Ditopang Sentimen Global Ekonomi AS

Mereka dibiarkan di dalam kotak-kotak itu tanpa makanan atau air selama sekitar seminggu sebelum ditemukan di stasiun Logistik Dongxing di kota Luohe, Henan.

“Jelas sekali mereka meninggal karena kekurangan udara, dehidrasi, dan kelaparan,” lanjut Hua.

Padahal secara hukum, Tiongkok melarang pengiriman hewan hidup dalam pengemasan yang biasa.

Baca Juga: Isu Jaksa Agung akan Diganti, Benarkah Terkait Kasus Pinangki dan Djoko Tjandra?

Hua mengatakan, kemungkinan besar hewan-hewan itu dibeli secara online untuk menjadi hewan peliharaan, tetapi dibiarkan terlantar di gudang logistik karena pengumpulan yang tertunda.

Perusahaan logistik yang terlibat mungkin menolak untuk menandatangani pengiriman yang melanggar undang-undang transportasi.

“Miskomunikasi di dalam perusahaan pelayaran dan inkonsistensi penerapan regulasi pelayaran secara langsung berujung pada tragedi tersebut. Tentu saja, baik pembeli maupun penjual sama-sama memikul tanggung jawab," tambah Hua.

Baca Juga: Mahfud MD sebut Tidak Ada Jalan Bagi Papua untuk Merdeka

Menurut media kabar Global Times, perusahaan ekspedisi Yunda mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui soal insiden tersebut, tetapi stafnya telah mengonfirmasi bahwa mereka mengizinkan hewan hidup untuk diangkut di dalam kotak berlubang.

Hua dan 20 rekan relawannya berhasil menyelamatkan dua ratus ekor kelinci dan lima puluh anjing dan kucing dari lokasi kejadian.

Banyak diantara hewan-hewan tersebut yang diadopsi di lokasi, sementara hewan yang sakit parah dikirim ke klinik hewan.

Baca Juga: Aksi Vandalisme Musala Darussalam, Hidayat Nur Wahid Duga Ada Skenario Terselubung

Otoritas setempat mengatur agar ribuan hewan mati dikumpulkan, didesinfeksi, dan dikuburkan.

Setelah menyelesaikan operasi penyelamatan di kota Luohe, Hua dan timnya mendengar tentang sejumlah hewan lain yang diangkut ke desa terdekat, Dameng.

Setelah tiga belas jam operasi penyelamatan lebih lanjut, kelompok relawan itu berhasil menyelamatkan lebih dari seribu hewan, paling banyak diantaranya adalah kelinci. 

Baca Juga: Petani di Lokasi TMMD Reguler Brebes Yang Kesulitan Air Pertanian

Tapi itu hanya sekitar setengah dari jumlah yang ditemukan di lokasi kejadian kedua dan sisanya telah mati.

Hua mengungkapkan kepada CBS News kedua insiden tersebut tidak dapat diterima baik dalam hal kesejahteraan hewan dan risiko yang ditimbulkan terhadap kesehatan masyarakat.

"Mengingat pandemi Covid-19 yang kita hadapi, sangat menakutkan untuk memindahkan hewan-hewan hidup seperti itu, dan bahkan berakhir mati.

Baca Juga: Amien Rais Bentuk Partai Ummat, Waketum DPP PAN Mengaku Tak Khawatir

"Lebih baik mengadopsi hewan daripada membeli lalu mengirimkannya secara ilegal," Hua menegaskan kepada publik, sambil menyerukan kepada otoritas Tiongkok untuk menegakkan secara ketat aturan yang sudah ada terkait dengan pengiriman hewan hidup.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: CBS News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah