Ekonomi Masih Belum Stabil, Rupiah Menguat Ditopang Sentimen Global Ekonomi AS

- 1 Oktober 2020, 19:32 WIB
Ilustrasi Rupiah
Ilustrasi Rupiah / Mohamad Trilaksono/Pixabay/

PR TASIKMALAYA - Melemahnya tingkat ekonomi Indonesia sejak masa pandemi ditandai dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

Sempat membaik di awal Kuartal II, nilai rupiah kembali anjlok seiring dengan peningkatan jumlah kasus Covid-19, khususnya setelah beredar kabar Indonesia diblokade 59 negara.

Di tengah-tengah bayangan resesi yang dialami, awal Oktober ini nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis, 1 Oktober 2020 sore ditutup menguat, didukung data-data ekonomi Amerika Serikat.

Baca Juga: Tanggapi Partai Ummat, DPP Gerindra: Semoga Beri Iklim Sehat Demokrasi

Rupiah ditutup menguat 45 poin atau 0,3 persen menjadi Rp14.835 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.880 per dolar AS.

"Penguatan rupiah hari ini lebih banyak didukung sentimen global," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra.

Menurut Ariston, data-data ekonomi AS yang dirilis semalam seperti data tenaga kerja, data PDB kuartal II final dan data penjualan rumah, dirilis lebih bagus dari ekspektasi pasar.

Baca Juga: Amien Rais Bentuk Partai Ummat, Waketum DPP PAN Mengaku Tak Khawatir

Hal tersebut meredakan kekhawatiran pasar terhadap potensi perlambatan pemulihan ekonomi AS dan menyebabkan dolar AS melemah.

Selain itu proses negosiasi stimulus paket kedua AS antara DPR Partai Demokrat dan Pemerintah yang mewakili Republik, juga membantu meredakan kekhawatiran investor.

Dari domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,05 persen pada September 2020 atau sama dengan periode Agustus-Juli yang juga mengalami deflasi.

Baca Juga: Heboh Kolase Foto Ma'ruf Amin dan Kakek Sugiono, Wamenag Beri Peringatan

Dengan terjadinya deflasi, maka inflasi tahun kalender Januari-September 2020 mencapai 0,89 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,42 persen.

"Laju inflasi tidak terlalu berpengaruh dengan pergerakan rupiah hari ini karena hasilnya deflasi dan ini bisa diartikan ekonomi masih belum berjalan dengan baik," ujar Ariston.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.810 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.810 per dolar AS hingga Rp14.853 per dolar AS.

Baca Juga: Mengira Alami Radang Tenggorokan, Penyanyi Joy Tobing Positif Covid-19

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.876 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.918 per dolar AS.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x