"Tempat mereka seharusnya di penjara seumur hidup," katanya.
Pejabat Palestina dan keluarga Halaq mengatakan dia menderita autisme parah kemudian panik dan berlari setelah para petugas berhadapan dengannya.
Dia juga menuduh pihak berwenang Israel menekan protes yang menuntut keadilan atas pembunuhan el-Hallak.
Baca Juga: Bakal Jadi Pemain Sepakbola, Aktor Park Soe Joon Rutin Jalani Latihan di Gym
Ratusan orang menghadiri pemakaman Halaq pada awal Juni 2020.
Palestina telah membandingkan antara pertemuan fatal pria Palestina itu dengan polisi dan kematian di Afrika-Amerika George Floyd setelah seorang petugas polisi di Minneapolis menekan lutut ke lehernya hingga meninggal.***