Tak Gentar dengan Sanksi dari AS, Iran Tetap Melanjutkan Pengembangan Nuklir di Tengah Wabah Corona

- 30 Mei 2020, 14:00 WIB
Ilustrasi nuklir.*
Ilustrasi nuklir.* /pixabay

Surat pernyataan pelepasan tuntutan telah memungkinkan perusahaan-perusahaan Rusia, Eropa dan Tiongkok untuk terus bekerja pada fasilitas nuklir sipil Iran tanpa peduli hukuman Amerika.

Surat ini juga yang memungkinkan bekerja di pabrik air berat Arak dan Reaktor Penelitian Teheran telah ada sampai sekarang.

Juga surat ini membuat pekerjaan di pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr akan menjadi satu-satunya yang diperpanjang.

Sejak penarikan AS dari perjanjian nuklir Iran dengan kekuatan dunia pada tahun 2018, Iran secara bertahap telah mengambil langkah menjauh dari perjanjian itu dan mulai menyuntikkan gas uranium ke lebih dari seribu sentrifugal.

Baca Juga: PSBB Jawa Barat Diperpanjang hingga 14 Juni, Berikut Wilayah yang Masih Boleh Menerapkan New Normal

Iran mengatakan langkah-langkah itu bisa dibalik jika Eropa menawarkan cara untuk menghindari sanksi AS yang mencekik penjualan minyak mentahnya di luar negeri.

Iran juga memperkaya uranium hingga 4,5 persen karena melanggar batas perjanjian 3,67%. Uranium yang diperkaya pada level 3,67% sudah cukup untuk pengejaran damai tetapi jauh di bawah level senjata-tingkat 90%.

Pada tingkat 4,5%, itu sudah cukup untuk membantu reaktor Bushehr Iran, satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir negara itu. Sebelum kesepakatan nuklir, Iran telah mencapai hingga 20%.

Pada hari Kamis Teheran menolak dampak dari langkah Pompeo, dan menyebut tindakan itu sebagai tindakan 'putus asa'.

Baca Juga: PSBB Jawa Barat Diperpanjang hingga 14 Juni, Berikut Wilayah yang Masih Boleh Menerapkan New Normal

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Times of Israel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x