PIKIRAN RAKYAT - Maraknya wabah virus corona di dunia, menambah angka kematian terinfeksi COVID-19 setiap harinya. Sebelumnya, fenomena ini telah ditetapkan sebagai kondisi darurat kesehatan Dunia oleh World Health Organization (WHO).
Penyebaran virus corona yang begitu cepat membuat negara-negara di dunia harus berpacu dengan waktu untuk menemukan antivirus.
Penelitian vaksin antivirus corona yang dilakukan Iran, Tiongkok, dan Amerika Serikat membutuhkan waktu sekitar 6 hingga 12 bulan ke depan.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Sabtu 14 Maret 2020: Gemini Tampak Sibuk, Capricorn Gelisah Jalani Hari
Diketahui, sejak akhir Januari lalu, Tiongkok dikabarkan telah menemukan obat bernama Remdesivir dan sangat efektif dampaknya ketika diuji ke COVID-19 di laboratorium.
Tak hanya itu, Amerika dan Iran juga sedang mencoba mengembangkan penemuanya terkait antivirus corona ini. Seakan tak mau kalah, berbagai negara di dunia gencar melakukan penelitian serta uji coba, guna meminimalisasi penyebaran virus corona di negaranya sendiri.
Seperti baru-baru ini, tersiar kabar bahwa India telah menemukan obat yang dapat mencegah penyebaran virus corona, yakni dengan mengonsumsi secara rutin urin dan kotoran sapi.
Hal ini terlihat sangat tidak normal, namun sapi di India memang dipercaya dapat memberikan pertolongan karena dianggap mempunyai kedudukan yang tinggi.
Politisi India, Suman Haripriya dari Partai BJP MLA pada Senin, 2 Maret 2020, menyarankan urin dan kotoran sapi sebagai obat anti virus.
Kabar yang dimuat oleh Demokrasi News pada Rabu, 4 Maret 2020 pukul 20:00 waktu setempat, memuat sebuah ungkapan seorang politisi India yang dimuat dalam sebuah artikel yang berjudul 'Politisi Indian Sarankan Urin dan Kotoran Sapi jadi Obat Virus Corona'.
Baca Juga: Akibat Hujan Deras Disertai Angin Kencang, Pohon Beringin Raksasa di Kota Tasikmalaya Tumbang
Diketahui, India merupakan negara yang sangat menghormati kedudukan sapi, bahkan kotoranya pun dianggap berharga dan harus dihormati. Pasalnya, sapi disana disebut sebagai hewan suci.
Negara dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Hindu ini, percaya bahwa sapi merupakan lambang dari ibu pertiwi yang memberikan kesejahteraan kepada semua mahluk hidup di bumi.
Namun, sebagaimana diketahui, kotoran dan urin mahluk hidup mengandung berbagai macam penyakit, alih-alih menjadi obat virus corona, bisa saja malah memperparah keadaan.
Baca Juga: Foxconn Kembali Beraktivitas, Apple Langsung Pertimbangkan Rencana Peluncuran iPhone SE 2
Berdasarkan hasil penelusuran, tim cek fakta Kementerian Komunikasi dan Informasi, terkait negara India klaim urin dan kotoran sapi sebagat obat antivirus corona, dapat dipastikan bohong atau hoaks.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Kominfo, menemukan bahwa pernyataan politikus India Suman Haripriya tersebut, memang pernah dimuat oleh Gulf News, surat kabar berbahasa Inggris yang terbit di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 3 Maret 2020.
Klaim itu terdapat dalam artikel yang berjudul “Cow urine, cow dung can be used to treat coronavirus: Indian politician”. Namun, klaim yang diucapkan oleh Suman, bahwa urin dan kotoran sapi bisa menjadi obat bagi Covid-19 adalah klaim yang keliru.
Baca Juga: Dampak Virus Corona, MAFA Invitational Cup Kuala Lumpur 2020 Terpaksa Ditunda
Menurut Health Analytic Asia, platform kolaborasi berita kesehatan yang dibuat oleh para jurnalis dan dokter di India, menyebut bahwa klaim tersebut tidak memiliki dasar ilmiah.
Pernyataan serupa memang beberapa kali dilontarkan oleh sejumlah politikus. Namun, para dokter telah mengkonfirmasi bahwa kotoran serta urin sapi tidak mengandung obat dan belum pernah diresepkan sebagai obat.
Kotoran dan urin sapi pun tidak dapat menyembuhkan Covid-19 karena belum ada satu pun ilmuwan yang membuat pernyataan semacam itu.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, 14 Maret 2020: Sukahening dan Mangkubumi akan Diterpa Hujan Lokal Sepanjang Siang hingga Malam, Sedangkan Pagi Cenderung Cerah Berawan
Dalam wawancara dengan India Today, Menteri Kesehatan India, Harsh Vardhan, mengatakan bahwa klaim semacam itu datang dari seseorang yang tidak memiliki pengetahuan yang memadai dan tidak perlu didukung.
“Saya tidak akan mendukung pernyataan semacam itu dan akan mendorong orang mengikuti langkah sederhana untuk mencegah penyebaran virus,” ujarnya.
Maka, berdasarkan fakta yang telah dihimpun terkait klaim urin dan kotoran sapi dapat digunakan sebagai obat virus corona masuk dalam kategori artikel yang menyesatkan.