Iran Klaim Temukan Penyembuh Virus Corona, Obat Diketahui Mampu Turunkan Gejala dalam Waktu 48 Jam

- 13 Maret 2020, 16:22 WIB
STAF medis melakukan perawatan dan pengobatan terhadap sejumlah pasien yang terjangkit virus Corona di Central Hospital di Wuhan, Tiongkok, Sabtu 25 Januari 2020. Pengidap virus corona di Malaysia juga bertambah.* /ANTARA/REUTERS
STAF medis melakukan perawatan dan pengobatan terhadap sejumlah pasien yang terjangkit virus Corona di Central Hospital di Wuhan, Tiongkok, Sabtu 25 Januari 2020. Pengidap virus corona di Malaysia juga bertambah.* /ANTARA/REUTERS /

PIKIRAN RAKYAT - Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah di seluruh dunia dalam menghadapi kasus virus corona yang mewabah, termasuk Iran. Pada Rabu, 11 Maret 2020, Iran mengklaim telah menemukan obat untuk menyembuhkan penyakit akibat virus corona Covid-19.

Kabar tersebut disampaikan langsung oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan Kianoush Jahanpur.

"Hasil pengujian menunjukkan hasil yang positif, yakni mampu meredakan sebagian gejala pada pasien," demikian dilaporkan harian Tehran Times.

Baca Juga: Jalin Kerjasama dengan Prancis, Pemprov Jabar Siap Bentuk Center of Excellence Jabar Juara

Pada uji coba pertama, mereka mendapati gejala virus telah menurun dalam waktu 48 jam setelah mengonsumsi Actemra.

Meskipun demikian, Kianoush Jahanpur menyebut masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang obat virus corona ini.

Selama beberapa hari mendatang, uji coba ini akan dilanjutkan pada pasien lain dengan diagnosis dokter, dan jika memiliki efek relatif, kemungkinan akan dimasukkan dalam daftar obat farmasi nasional.

Baca Juga: Torehkan Karya Lewat Musik, Sejumlah Musisi Dapat Penghargaan Anugerah Bakti Musik 2020

"Laporan kasus di Tiongkok juga menunjukkan kegunaan relatifnya dalam beberapa kasus Covid-19 yang parah," jelas Kianoush.

Namun, karena lokalisasi teknologi, produksi massal obat ini baru bisa dipasarkan dalam waktu sekitar tiga minggu.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa pada saat yang bersamaan, Iran juga tengah menguji dua obat biosimilar lain yang diproduksi di dalam negeri, yakni interferon alfa dan interferon beta.

Baca Juga: Gelar KRYD, Polsek Cihideung Berhasil Amankan 50 Liter Berbagai Jenis Minuman Keras

Keduanya juga diyakini memiliki manfaat potensial untuk menangkal virus corona. Akan tetapi, dua obat itu masih membutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai kefektifannya.

Diketahui PikiranRakyat-Tasikmalaya.com berdasarkan data yang dihimpun dari Worldometers, hingga Jumat 13 Maret 2020 pukul 14.00 WIB, terdapat 134.828 kasus terinfeksi di 127 negara dan 1 wilayah teritorial di seluruh dunia.

Iran menjadi negara ketiga setelah Tiongkok dan Italia dengan kasus kematian sebanyak 429 orang dari total yang terinfeksi sebanyak 10.075 kasus. Pasien yang berhasil dipulihkan di negera ini mencapai 3.276 orang.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Tehran Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x