Mantan Staf Donald Trump Bekerja Sama dengan Komite Penyelidikan Kekerasan Capitol, Sebut Berikan Dokumen

- 1 Desember 2021, 12:40 WIB
Kekerasan Capitol - Alih-alih menentang, mantan kepala staf Donald Trump justru bekerja sama dengan Komite penyelidikan kekerasan Capitol.
Kekerasan Capitol - Alih-alih menentang, mantan kepala staf Donald Trump justru bekerja sama dengan Komite penyelidikan kekerasan Capitol. /Reuters / Stephanie Keith/

Akibatnya, lima orang tewas dan lebih dari 100 petugas penegak hukum terluka.

Sesaat sebelum kerusuhan, Donald Trump memberikan pidato kepada para pendukungnya, mengulangi klaim palsunya bahwa pemilihan itu dicurangi oleh pihak Joe Biden.

Dia mendesak orang banyak untuk berjuang dan menghentikan pencurian suara, kemudian dimakzulkan karena hasutan pemberontakan.

Baca Juga: 5 Tips Menikmati Liburan Tanpa Stres, Bernyanyi Jadi Salah Satunya

Saat ini Donald Trump berusaha untuk memblokir rilis dokumen Gedung Putih terkait dengan pemberontakan 6 Januari, dengan menerapkan hak istimewa eksekutif.

Pemerintahan Joe Biden menolak argumen itu pada bulan Oktober, tetapi Donald Trump telah pergi ke pengadilan untuk semakin memastikan dokumennya tidak bisa diberikan.

Donald Trump juga telah mendesak mantan rekannya untuk tidak bekerja sama dengan komite, menyebut penyelidikan yang dipimpin Demokrat bermotivasi politik dan berargumen bahwa komunikasinya dilindungi.

Baca Juga: Luhut Binsar Persilahkan Perusahaannya Diaudit Terkait Bisnis PCR, Novel Baswedan: Pintu untuk Membuka…

Beberapa memang menolak untuk bekerja sama dengan panel, yang telah menjadwalkan pemungutan suara untuk mengajukan tuduhan penghinaan terhadap saksi terpisah.

Sementara itu, panel DPR mengatakan bahwa mereka memiliki pertanyaan untuk Meadows yang tidak secara langsung melibatkan percakapan dengan mantan presiden dan tidak dapat diblokir oleh klaim hak istimewa eksekutif.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x