PR TASIKMALAYA - Pemimpin Yunani meminta Turki untuk menghentikan sikap agresifnya dan terlibat dalam pembicaraan mengenai sengketa maritim mereka, selama kunjungan ke Arab Saudi untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara teluk.
Perdana Menteri, Kyriakos Mitsotakis, memperingatkan bahwa Yunani telah menarik garis mereka dengan sangat-sangat jelas.
Hal itu setelah menandatangani kesepakatan pertahanan dengan Amerika Serikat dan Prancis awal bulan ini.
Baca Juga: Sebut Hampir Bunuh Diri, Ryu Sera Eks Nine Muses Ungkap Perjuangannya Hadapi Kesehatan Mental
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Channel News Asia, Mitsotakis juga mengadakan pembicaraan dengan putra mahkota Arab Saudi dan penguasa de facto, Mohammed bin Salman dan putra mahkota Bahrain, sebelum berbicara tentang Inisiatif Investasi Masa Depan di Riyadh.
Ketegangan meningkat tahun lalu, ketika Turki mengirim kapal eksplorasi gas dan armada angkatan laut kecil untuk berburu sumber daya di perairan Yunani miliknya di bawah perjanjian.
“Kami aman, saya tidak berpikir ada ancaman geopolitik,” kata Mitsotakis, pada pertemuan tahunan elit yang dijuluki ‘Davos di Gurun’.
“Dan saya pikir, pada akhirnya Turki juga akan menyadari bahwa sikap agresif di Mediterania timur ini tidak akan mengarah ke mana pun,” tambahnya.
Pada bulan Juli, presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mendukung pembagian resmi Siprus yang diinvasi Antara pada tahun 1974. Sebagai tanggapan atas kudeta yang direkayasa oleh junta militer Yunani saat itu.