Lakukan Pembicaraan dengan Rusia, Taliban Sepakat Bekerja Sama untuk Keamanan Regional

- 21 Oktober 2021, 07:53 WIB
Taliban terus melakukan pembicaraan dengan beberapa negara untuk kondisi di negara mereka, termasuk dengan Rusia soal keamanan regional.
Taliban terus melakukan pembicaraan dengan beberapa negara untuk kondisi di negara mereka, termasuk dengan Rusia soal keamanan regional. /Reuters

PR TASIKMALAYA – Taliban menyatakan persetujuan pada Rabu, 20 Oktober 2021 waktu setempat untuk bekerja dengan Rusia, Tiongkok dan Iran dalam keamanan regional.

Persetujuan itu diutarakan setelah pihak Rusia memperingatkan Taliban soal munculnya ISIS dan ancaman perdagangan narkoba setelah pengambilalihan oleh kelompok tersebut di Afghanistan.

Selama pembicaraan dengan Taliban di ibu kota Rusia, seperti dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Channel News Asia, sepuluh negara peserta juga menyerukan bantuan kemanusiaan mendesak untuk Afghanistan.

Baca Juga: Gara-gara Beli Jus Buah di Jepang, Luna Maya Terpaksa Bayar Taksi Rp4 Juta: Bokek!

Mereka mengatakan negara-negara yang baru-baru ini menarik pasukan dari Afghanistan harus mendanai upaya rekonstruksi.

Pembicaraan itu digelar setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan para pejuang ISIS berkumpul di Afghanistan utara untuk menyebarkan perselisihan agama dan etnis.

Dalam sebuah pernyataan bersama, pihak-pihak yang menghadiri pertemuan Moskow mengatakan mereka telah menyuarakan keprihatinan tentang aktivitas ISIS di Afghanistan.

Baca Juga: Korea Utara Akui Lakukan Kembali Uji Coba Rudal, Sebut Miliki Teknologi Kontrol yang Canggih

Selain itu, negara-negara tersebut menegaskan kembali kesediaan mereka untuk terus mempromosikan keamanan di Afghanistan agar berkontribusi pada stabilitas regional.

Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, yang berpidato dalam pertemuan itu dan mengkritik ketidakhadiran pejabat AS, sebelumnya mengatakan bahwa para pejuang yang terkait dengan ISIS dan al-Qaeda telah berusaha untuk mengeksploitasi kekosongan keamanan.

Perwakilan Taliban sebelum pembicaraan di Moskow telah bertemu dengan pejabat Uni Eropa dan AS serta melakukan perjalanan ke Turki.

Baca Juga: Ketahui Cara Alami Tingkatkan Kadar Glutathione, Salah Satunya Asupan Vitamin C

Pertemuan itu dilakukan untuk mendapatkan pengakuan resmi dan bantuan dari masyarakat internasional setelah pengambilalihan oleh kelompok tersebut pada pertengahan Agustus.

Delegasinya, yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Abdul Salam Hanafi, sekali lagi menyerukan pengakuan dengan mengatakan bahwa isolasi Afghanistan tidak akan bermanfaat untuk kepentingan pihak manapun.

Namun utusan Rusia untuk Afghanistan, Zamir Kabulov, mengatakan pengakuan resmi hanya akan datang ketika Taliban memenuhi harapan pada hak asasi manusia dan pemerintahan yang inklusif.

Baca Juga: Kejadian Mirip Kakek Suhud Terulang, Sikap Baim Wong pada Wanita Hamil yang Meminta Ini Tuai Pujian

Dalam pernyataan bersama mereka, para peserta menyuarakan keprihatinan itu, mendesak Taliban untuk mempraktekkan kebijakan internal dan eksternal yang moderat dan sehat serta mengadopsi kebijakan ramah terhadap tetangga Afghanistan.

Pada kebijakan dalam negeri, mereka meminta Taliban untuk menghormati hak-hak kelompok etnis, perempuan dan anak-anak.

Taliban kini sangat membutuhkan sekutu karena ekonomi Afghanistan berada dalam kondisi yang buruk dengan bantuan internasional terputus, harga pangan naik dan pengangguran melonjak.

Baca Juga: Kate Middleton Diprediksi Pilih Karier Ini Jika Seandainya Tak Jadi Nikahi Pangeran William

Kabulov di Moskow mendesak masyarakat internasional untuk meninggalkan bias dan bersatu untuk membantu warga Afghanistan.

"Tidak semua orang menyukai pemerintahan baru di Afghanistan, tetapi dengan menghukum pemerintah, kita menghukum seluruh rakyat," katanya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah