PR TASIKMALAYA - Seorang anak Afghanistan, Amena, melihat teman-teman sekelasnya tewas, ketika sekolahnya menjadi sasaran serangan bom ISIS pada Mei, tetapi dia bertekad untuk melanjutkan pendidikannya.
Sekarang, seperti kebanyakan anak sekolah menengah di Afghanistan, dia dilarang mengikuti pelajaran sama sekali setelah pemerintah Taliban melarang mereka kembali bersekolah.
Pada 18 September, Taliban memerintahkan guru laki-laki dan anak laki-laki berusia 13 tahun ke atas untuk kembali ke sekolah menengah, mengambil tahun ajaran yang telah dipersingkat karena pandemi Covid-19.
Baca Juga: Astrologi: 4 Zodiak yang Paling Hemat, Ada Gemini Si Glamor Namun Suka Menghemat
Dikutip Pikiran-Rakyat-Tasikmalaya.com dari Channel News Asia, Taliban kemudian mengatakan, anak perempuan yang lebih tua dapat kembali ke sekolah menengah, yang sebagian besar sudah terbagi berdasarkan jenis kelamin.
Akan tetapi, hal ini hanya berlaku setelah keamanan dan pemisahan yang lebih ketat di bawah hukum Islam.
“Saya ingin belajar, melihat teman-teman saya dan memiliki masa depan yang cerah, tetapi sekarang saya tidak diizinkan untuk itu,” kata Amena, 16 tahun.
Baca Juga: Iis Dahlia 'Bentak' Suami di Depan Kamera hingga Satrio Dewandono Bereaksi Seperti Ini
“Situasi ini membuat saya merasa tidak enak, sejak Taliban tiba saya sangat sedih dan marah,” tambahnya.