Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Aljazeera, ledakan itu terjadi satu hari setelah terjadinya empat ledakan sekaligus di lokasi yang terpisah.
Insiden itu pun menewaskan setidaknya sebelas orang dan melukai tiga belas lainnya.
Kemudian, tidak sampai seminggu sebelumnya terjadi ledakan di sebuah sekolah menengah yang menewaskan 80 orang.
Kebanyakan korbannya adalah siswi dari etnis minoritas Muslim Syiah Hazara. Taliban juga mengecam serangan itu dan tidak mengaku bertanggung jawab.
Para pejabat AS percaya bahwa serangan terhadap sekolah tersebut mungkin merupakan tindakan kelompok militan saingan seperti ISIS.
Baca Juga: Member BTS Pilih J-Hope sebagai ‘Presiden Dunia’, Apa Alasan di Baliknya?
Meskipun tidak ada laporan pertempuran langsung antara pemerintah dan Taliban, bom yang dipasang di pinggir jalan terus menimbulkan korban pada warga sipil.
Sementara itu, Taliban mengutuk serangan tersebut dalam sebuah pernyataan dan tidak mengakui adanya keterlibatan langsung.***