Sebut Tahun 2020 sebagai Tahun Menantang, Diplomat Turki: Masalah Pandemi Covid-19 dan Islamofobia

- 28 November 2020, 11:53 WIB
Bendera Turki
Bendera Turki /Pixabay/Sevgi001461 /

PR TASIKMALAYA - Seorang Diplomat Turki pada hari Jumat, 27 November 2020 mengatakan bahwa tahun 2020 merupakan tahun yang menantang.

Ia menyebut bahwa di tahun 2020 ini selain pandemi Covid-19, Islamofobia juga menjadi salah satu isu yang menarik perhatian masyarakat dunia karena peningkatan kasus ditahun ini sangat signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Berkesempatan untuk berbicara di sesi ke-47 dalam acara Dewan Menteri Luar Negeri Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang digelar di ibu kota Niger, Niamey, Mevlüt Çavuşoğlu menunjukkan tren peningkatan wacana Islamofobia, rasis dan anti-migran, terutama di Eropa.

Baca Juga: Sebagai Upaya Cegah Penyebaran Covid-19, Kim Jong Un Dikabarkan Eksekusi Dua Warga Negaranya

Merujuk pada ilmuwan Uğur Şahin dan Özlem Türeci ia menyebutkan bahwa, "Namun, para migran dan Muslim terus berkontribusi untuk komunitas mereka. Contoh terbaru adalah pengembangan vaksin Covid-19 oleh dua orang Turki yang tinggal di Jerman."

Mereka berhasil menarik perhatian dunia pada November ini setelah perusahaan mereka BioNTech, bekerja sama dengan raksasa farmasi AS Pfizer, mengumumkan tingkat keberhasilan 90% dalam vaksin Covid-19.

Lebih lanjut ia juga menjelaskan bahwa, saat ini Eropa sedang kekurangan pemimpin visioner yang berani mereformasi Islam. Ia juga menunjukkan bahwa perdamaian dan kesejahteraan jutaan Muslim di Barat sedang terancam dengan kedok kontra-terorisme.

Baca Juga: Tanggapi Soal Aktivasi Pelayanan Calling Visa untuk Israel, Fadli Zon: Ini Bentuk Pengkhianatan

Sebagai contoh, Çavuşoğlu mengenang bagaimana petugas polisi Prancis menangkap anak-anak dan menahan mereka selama lebih dari 11 jam di Albertville, Prancis atas tuduhan palsu "permintaan maaf atas terorisme."

"Kita harus sadar akan retorika dan tindakan berbahaya ini dan kita harus mengirimkan pesan yang jelas mengenai garis merah kita," imbuhnya dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dalam Daily Sabah.

Menyebutkan bahwa proses normalisasi hubungan mendorong Israel dan praktik brutalnya, Cavusoglu menekankan bahwa keputusan Israel untuk menangguhkan rencana pencaplokannya adalah penipuan.

“Ekspansi permukiman sudah mencapai tingkat tertinggi. Tujuan mereka jelas membuat negara Palestina merdeka, berdaulat, dan berkelanjutan secara fisik mustahil,” terangnya.

Baca Juga: Sindir Pihak yang Selalu Serang Anies Baswedan, Hidayat Nur Wahid: Jangan Bosan Berprestasi

Memperhatikan kesalahpahaman yang berkembang bahwa masalah Palestina tidak lagi menjadi agenda utama negara-negara OKI, Cavusoglu memperingatkan bahwa musuh-musuh Palestina dapat mengambil keuntungan dari situasi tersebut jika negara-negara anggota tidak memperkuat persatuan mereka.

"Jika kita tidak bisa bersatu karena alasan yang menjadi fondasi organisasi ini, bagaimana kita bisa mempertahankan persatuan umat [atau komunitas Muslim] yang akan menganggap serius kata-kata kita?" dia menambahkan.

Dalam pidatonya, Menlu juga menegaskan kembali bahwa deklarasi bersama yang ditandatangani oleh Azerbaijan, Armenia dan Rusia, merupakan langkah menjanjikan menuju perdamaian abadi di kawasan tersebut.

Baca Juga: Fokus Penuhi Kebutuhan di Indonesia, Menristek: Vaksin Merah Putih Nantinya Bisa Diekspor

Hubungan antara bekas republik Soviet Azerbaijan dan Armenia telah tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, wilayah yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, dan tujuh wilayah yang berdekatan.

Bentrokan baru meletus pada 27 September dan berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia enam minggu kemudian.

Çavuşoğlu menambahkan saat ini kebutuhan untuk menyuarakan hak-hak dasar dan kebebasan orang Uighur, Rohingya, Siprus Turki, minoritas Muslim Turki di Yunani, orang-orang Jammu dan Kashmir serta Muslim di Eropa dan seluruh dunia sedang meningkat sehingga harus menjadi perhatian masyarakat muslim dunia. ***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x