Petugas Medis Sempat Ancam Tak Mau Rawat Pasien Covid-19, Karena Pengiriman APD Tertunda

20 April 2020, 13:10 WIB
PETUGAS medis yang tak mengenakan baju APD.* //The Sun/

PIKIRAN RAKYAT - Para petugas medis di Inggris mengancam untuk tidak merawat pasien setelah 84 ton Alat Pelindung Diri (APD) tertunda untuk dikirimkan.

Pesawat RAF sehharusnya telah membawa sebanyak 400.000 APD dari pangkalan udara Turki.

Sumber keterlambatan ini belum dikeetahui, namun seharusnya pesawat RAF itu sudah siap untuk mengangkut APD ke Inggris.

Baca Juga: Ketahui 5 Rekomendasi Minuman Herbal untuk Sakit Tenggorokan, Salah Satunya Susu Kunyit

Penundaan itu terjadi ketika para petugas medis diimbau untuk merawat pasien Covid-19 dengan celemek plastik yang tipis.

Rumah sakit di Inggris sudah kehabisan 150.000 APD yang justru mereka butuhkan setiap hari.

Asosiasi Medis Inggris Dr Chaand Nagpaul menyatakan keperihatinannya dengan ketertundaan pengiriman APD tersebut dan mengimbau agar dokter tak melakukan tugasnya jika APD tak memadai. 

“Dalam keadaan yang paling ekstrem, jika langkah-langkah perlindungan yang memadai tidak ada, dokter dapat menolak untuk menempatkan diri mereka dalam risiko terinfeksi, dan menginformasikan manajemen mereka untuk membuat pengaturan alternatif," ujar Chaand.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Semarang Terbanyak di Jateng, Ganjar Pranowo Tertibkan Warga di Jalanan

Profesor Neil Mortensen, dari Royal College of Surgeons, juga mengatakan kepada rekan-rekannya untuk tidak mengambil risiko kesehatan mereka jika APD yang memadai tidak dapat digunakan ketika merawat pasien virus corona.

Ia mengatakan bahwa dirinya merasa terganggu ketika tim medis mendapat aturan untuk menggunakan alat pelindung pribadi, bahkan tanpa berkonsultasi dengan Badan Medis.

Kesehatan Inggris pada Jum'at 17 April 2020 mengubah sarannya untuk memungkinkan para tenaga medis meggunakan kembali APD sekali pakai atau memakai jas lab putih yang bisa dicuci setelah dipakai.

Sekretaris Komunitas Robert Jenrick memberikan tanggapannya ketika ia didesak akan hal tersbut.

Baca Juga: Ilmuwan asal Eropa Ungkap Gejala Corona Bisa Dilihat dari Luka Kaki Berwarna Ungu

Ia memahami bahwa para petugas medis pasti merasa cemas dengan APD yang kurang memadai. Namun ia bersikeras akan memperbaiki masalah tersebut.

"Mereka harus yakin bahwa kami melakukan segala yang kami bisa untuk memperbaiki masalah ini, dan untuk mendapatkan mereka peralatan yang mereka butuhkan," ujar Jenrick.

Ia juga mengakui bahwa pasokan APD yang dimiliki akan terus menipis dan tiak akan cukup hingga bulan Juni 2002.

Menteri Kesehatan Bayangan Justin Madders mengatakan bahwa banyaknya pekerja medis yang tak memakai APD merupakan sebuah skandal.

Baca Juga: Ilmuwan asal Eropa Ungkap Gejala Corona Bisa Dilihat dari Luka Kaki Berwarna Ungu

Para medis telah menggaungkan kepada pihak berwenang untuk ketersediaan alat, namun hingga kini persedian APD itu masih buruk.

"Para menteri perlu menepati janji-janji mereka, terkait masalah pasokan dan harus memastikan tidak ada anggota staf yang tidak aman karena kurangnya APD. Tidak ada gunanya membuat janji-janji besar jika kemudian ternyata tidak terkirim," ujar Madders seperti yang diberitakan oleh The Sun. 

Sedangkan pada Jumat, 17 April 2020, Menteri Kesehatan Matt Hancock buka suara dan memeperingatkan bahwa Inggris telah ketat untuk masalah APD ini.

Baca Juga: Berencana Balikan dengan Mantan? Ajukan 5 Pertanyaan Berikut Sebagai Bahan Pertimbangan

Ia pun sama inginnya mendapatkan APD dengan begitu mudah untuk para pekerja medis yang tengah melawan Covid-29.

"Tetapi mengingat bahwa kita memiliki situasi global di mana ada lebih sedikit APD di dunia daripada yang dibutuhkan, jelas itu akan menjadi titik tekanan yang sangat besar," ujar Hancock. ***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler