Lengkap dengan Masker dan Sarung Tangan, Warga Korsel Berlomba-lomba Datangi Bilik Suara

15 April 2020, 19:55 WIB
SEORANG wanita mengenakan masker untuk membantu melindungi terhadap Covid-19 memberikan suaranya untuk pemilihan parlemen di sebuah TPS di Seoul //AFP

PIKIRAN RAKYAT- Di tengah pandemi virus corona, warga Korea Selatan berbondong-bondong mendatangi bilik suara untuk menggunakan hak pilihnya pada pemilu parlemen tahun 2020 ini.

Lengkap dengan masker dan sarung tangan, mereka perlahan bergerak ke bilik suara untuk memilih anggota parlemen meski dalam bayang-bayang ancaman wabah Covid-19.

Baca Juga: Hanya Dalam Sehari, Pasien Positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya Bertambah 5 Orang

Bermula dari penolakan seruan untuk menunda sementara gelaran pemilu ini, Pemerintah Korea Selatan menggelar pemilu ini dengan serangkaian langkah keselamatan, seperti memeriksa suhu tubuh, bilik terpisah bagi pemilih yang demam, dan waktu khusus bagi pemilih yang dikarantina.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs India Today, pemilu parlemen di Korsel dimulai Rabu, 15 April 2020 pagi, sekitar 06:00 waktu setempat hingga selesai.

Baca Juga: Benarkah Makan Kimchi Bisa Cegah Virus Corona? Cek Penjelasan Lengkap Hasil Penelitiannya

Disebutkan ada sebanyak 43,9 juta pemilih yang memiliki hak suara dalam pemilu parlemen kali ini. Pemilu parlemen ini secara luas diperkirakan akan memperkuat posisi partai Demokratik yang berkuasa dan menaungi PM Moon Jae In.

Sementara itu, banyak partai telah mendafatarkan kandidat, namun pemilihan tersebut dipandang hanya dua arah antar Partai Demokrat yang berkuasa di Moon dan oposisi konservatif utama United Future Party.

Baca Juga: Update Virus Corona Kota Tasikmalaya per 15 April 2020, Pasien Positif Berjumlah 17 Orang

Keduannya telah mendaftar dalam pemilu ini, sebagai upaya memenangkan kursi perwakilan yang lebih proporsional. Pergulingan kekuasaan selama pemilu ini terjadi dengan lontaran pendukung parta lain yang menyebut pemerintahan Moon gagal meredam pandemi virus corona.

Namun, sebelum virus mulai menyerang Korea Selatan, Partai Demokrat yang menaungi Moon telah goyak akibat skandal korupsi pejabat pemerintah serta diplomasi ambisius namun rapuh dengan Korea Utara sebagai saingan utama.

Baca Juga: Intip Alasan PM Selandia Baru Rela Kehilangan Gaji Sebesar 400 Juta Setiap Bulan

Diketahui, Moon telah mengadakan tiga kali pertemuan puncak dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un pada tahun 2018 lalu.

Tetapi Korea Utara dalam beberapa bulan terakhir memutuskan semua kerja sama dengan Korea Selatan di tengah kebuntuan dalam negosiasi nuklir yang lebih besar dengan Amerika Serikat.

Korea Utara juga melakukan uji coba senjata dan menembakkan rentetan rudal ke laut. Kemenangan partai yang berkuasa kemungkinan akan menguatkan Moon untuk menggerakkan kebijakan domestik dan luar negerinya.

Baca Juga: Simak 6 Kelebihan Buah Pepaya yang Bisa Dijadikan Alternatif Diet Sehat

Termasuk melanjutkan kembali kerja sama antar-Korea dan mendorong pembicaraan AS-Korea Utara, kata Duyeon Kim, penasihat senior di International Crisis Group yang berbasis di Brussels.

"Jika oposisi menang, Moon kemungkinan akan menjadi bebek lumpuh, dan partai politik akan cepat berporos untuk mempersiapkan pemilihan presiden 2022," ujarnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Indiatoday.in

Tags

Terkini

Terpopuler