Network
PIKIRAN RAKYAT- Sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan untuk warga yang berjuang secara finansial selama pandemi virus corona, Perdana Menteri Selandia Baru merelakan gajinya dipotong sebesar 20 persen.
Jacinda Arden, membenarkan pernyataan itu, bahwa selama enam bulan dalam masa pandemi virus corona, ia rela gajinnya dipotong sebesar 20 persen dari jumlah awal.
Tak hanya PM Jacinda Arden, bahkan para jajaran menteri dan pejabat tinggi di negara kepulauan Samudra Pasifik itu, Selandia Baru minta untuk ikut dipotong.
Baca Juga: Bantu Warga Kelaparan Selama Corona, Bocah 8 Tahun asal India Serahkan Tabungan Celengan
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs AFP, pemotongan gaji sebesar 20 persen itu akan membuat Perdana Menteri Jacinda Arden kehilangan 437,7 juta setiap bulannya selama periode enam bulan, dari semula 4,3 miliar per bulan, kini menjadi 3,5 miliar.
Arden mengungkapkan, tindakannya ini memang tidak akan berdampak besar bagi posisi fiskal keseluruhan pemerintah, namun ia merasa bertanggungjawab sebagai pemimpin dalam pandemi Covid-19 yang kini melanda negarannya.
Baca Juga: Mitos atau Fakta: Mandi Air Panas Dapat Mengurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
Namun, Arden menegaskan, pemotongan gaji sebesar 20 persen hanya terjadi pada pejabat tinggi pemerintah, profesi lain seperti perawat, polisi, dan pegawai pemerintah golongan lainnya tidak akan mengalami hal serupa.
"Kami tidak menyarankan pemotongan gaji di sini, warga Selandia Baru juga tidak akan menganggapnya pantas," ujarnya.
Sementara itu, Arden menjelaskan, keputusan ini diambil dengan menyoroti tantangan ekonomi baru yang akan dihadapi Selandia Baru selama pandemi virus corona ini melanda dalam beberapa bulan ke depan.
