Cegah Penularan Covid-19 ke Tenaga Medis, AS Izinkan Tes Air Liur Gantikan Swab Lendir

14 April 2020, 17:25 WIB
ILUSTRASI, Aktivitas petugas Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat saat mengambil sampel dahak dan lendir tenggorokan hidung (swab test) anggota Klaster GBI Lembang, di Kota Bandung, Minggu 29 Maret 2020.* /HUMAS JABAR/

PIKIRAN RAKYAT- Negara dengan jumlah terinfeksi paling banyak di dunia, Amerika Serikat, telah menginzinkan pelaksaan tes corona dengan menggunakan air ludah (spesimen air liur) pada Senin, 13 April 2020 kemarin.

Peneliti dari Rutgers University membenarkan hal itu dan akan memulai tes air liur pertama guna membantu diagnosis Covid-19 dengan lebih mudah dan cepat.

Sebuah pendekatan baru ini akan memperluas opsi pengujian mengurangi risiko penyebaran secara agresif.

Baca Juga: Jelang PSBB di Bodebek, Simak Syarat Pabrik untuk Tetap Beroperasi

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs New York Post, pengujian dengan air ludah ini bertujuan untuk mengurangi risiko infeksi bagi pekerja perawatan kesehatan atau tenaga medis.

Pihak Universitas New Jersey mengatakan, tes itu telah disahkan oleh Badan Administrasi Obat dan Makanan AS (FDA) dan diharapkan dengan tes air liur ini, kasus Covid-19 bisa semakin cepat terdeteksi serta dengan mudah dilawan.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Kematian Akibat Covid-19, Argentina Putuskan Gali Ratusan Makam

Tes ini awalnya akan tersedia melalui rumah sakit dan klinik yang berafiliasi dengan universitas tersebut. Pengumuman ini muncul ketika komunitas di seluruh AS terus berjuang dengan pengujian untuk membantu melacak pasien virus corona.

Tes air liur ini berbeda dengan metode tes swab yang selama ini menggunakan air lendir dari tenggorokan dan hidung. Pasien diminta untuk membuka mulut atau mendongakkan hidung, lalu petugas medis mengambil sampel lendir itu.

Sehingga, para petugas medis punya resiko untuk tertular. Oleh karena itu, mereka diminta untuk langsung membuang masker dan sarung tangan.

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Makanan Pedas Bisa Timbulkan Jerawat, Cek Jawaban Pakar Kesehatan Kulit

Sedangkan tes air liur berbeda. Pasien diberikan tabung plastik untuk tempat meludah beberapa kali. Mereka kemudian menyerahkan tabung itu kembali ke petugas medis guna di proses di laboratorium.

Bahkan seorang ahli penyakit menular mengatakan, itu akan mengatasi beberapa ketidaknyamanan pasien ketika tes swab. Mengingat saat pengambilan pada tes swab cukup merepotkan.

"Anda ingin berada dalam semua jenis situasi dengan semua opsi sehingga kami dapat melakukan pengujian sebanyak mungkin dalam bentuk apa pun yang cocok," kata Dr. Amesh Adalja dari Universitas Johns Hopkins.

Baca Juga: Selama #DiRumahAja, Berikut 10 Alternatif Situs Nonton Kartun Online Terbaik untuk Anak

Amesh mencatat bahwa tes air liur yang serupa telah dimanfaatkan untuk tes HIV dan tes lainnya.

Sementara itu, peneliti universitas Rutgers telah menguji keakuratan metode dengan membandingkan pengambilab air liur (saliva) dan swab dari 60 pasien. Hasil dari sampel air liur pasien memiliki kecocokan 100 persen.

Tak hanya itu, Universitas Rutgers mengembangkan metode laboratorium untuk pengujian menggunakan kit pengumpul air liur dari Spektrum Solution, dimana adalah sebuah perusahaan yang menyediakan perangkat serupa layanan tes DNA.

Baca Juga: Siasati Dampak Virus Corona, Petani di Tasikmalaya Dibantu Pasarkan Hasil Bumi

Selain itu, disebutkan pula Rutgers saat ini tengah memproses 10.000 sampel pasien per hari.

Namun, dalam surat otorisasi kepada Rutgers, FDA mengatakan, tes hanya boleh dilakukan 'dalam pengaturan perawatan kesehatan di bawah pengawasan penyedia layanan kesehatan terlatih'.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: New York Post

Tags

Terkini

Terpopuler