PIKIRAN RAKYAT- Kemunculan pandemi virus corona di Tiongkok, sering dikaitkan dengan kebiasaan warganya mengonsumsi hewan primata seperti ular, kelelawar, dan kura-kura. Kabar itu menyeruak seiring dengan maraknya penyebaran virus corona di dunia.
Seperti dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs New York Post, ilmuwan asal Amerika Serikat menduga, hal yang sama terkait virus corona berasal dari hewan primata yang sengaja dijajakan Pasar Tiongkok, seperti kelelawar, ular, tikus dan trenggiling.
Ilmuwan menyebut, struktur molekul virus corona secara keseluruhan sangat mirip dengan virus yang ditemukan pada hewan ini. Bahkan para peneliti tengah mengkaji semua hewan primata tersebut, terutama kelelawar.
Baca Juga: Jadi Tumpuan Industri Nasional, Pemprov Jabar Minta Perusahaan Adakan Rapid Test Mandiri
Kini, para peneliti menemukan enam virus corona atau SARS-CoV-2 pada kelelawar yang berbasis di Myanmar.
Penelitian terkait ditemukannya enam jenis virus corona lain dalam tubuh kelelawar itu, bermula saat para peneliti mengumpulkan lebih dari 750 sampel air liur dan feses dari 464 kelelawar dari 11 spesies berbeda.
Virus-virus baru ditemukan pada tiga spesies, yaitu kelelawar rumah kuning Asia yang lebih besar, kelelawar berekor bebas keriput, dan kelelawar berhidung daun atau Horsfield.
Baca Juga: Jadi Tumpuan Industri Nasional, Pemprov Jabar Minta Perusahaan Adakan Rapid Test Mandiri
Menurut Live Science, keenam virus corona yang diberi nama baru, antara lain PREDICT-CoV-90 (ditemukan di kelelawar rumah kuning Asia), PREDICT-CoV-47 dan PREDICT-CoV-82 (ditemukan di kelelawar berekor bebas berbibir keriting), dan PREDICT-CoV-92, -93 dan -96, yang ditemukan di kelelawar berhidung daun.
Berdasarkan penelitian ini, dipercayai bahwa ribuan virus corona jenis lain mungkin banyak ditemukan pada jenis kelelawar selain pada 11 jenis kelelawar tadi.