Simak! Cara Membedakan Sakit Payudara akibat Menstruasi dan Kanker

- 5 Oktober 2020, 10:34 WIB
Oktober - bulan kesadaran kanker payudara
Oktober - bulan kesadaran kanker payudara /https://www.freepik.com/

PR TASIKMALAYA - Bagi sebagian perempuan, masa-masa menjelang haid biasanya menjadi masa yang cukup menyiksa karena biasanya disertai dengan timbulnya nyeri.

Rasa nyeri itu kemudian berubah menjadi rasa yang tidak nyaman di beberapa bagian tubuh, seperti mastalgia alias rasa nyeri yang muncul di payudara.

Namun, masih banyak wanita yang belum mengetahui bahwa rasa nyeri di bagian payudara bukan hanya terkait dengan masa pra menstruasi, namun juga menunjukkan sinyal adanya masalah kesehatan dibagian payudara.

Baca Juga: Keren! PLTU Ropa Berhasil Uji Coba Bahan Bakar Sampah

Berdasarkan hal tersebut, timbul pertanyaan mengenai bagaimana cara membedakan nyeri biasa yang disebabkan oleh masa pra menstruasi dengan nyeri yang harus diwaspadai.

Alumni Universitas Harvard, Dokter Nadhira Alfifa membagikan cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) jika adanya benjolan.

"Benjolan ini biasanya tepinya tegas, berbentul bulat dan keras, tidak bisa digeser-geser (immobile)," kata Nadhira dalam acara Wardah Beauty Fest, Minggu, 4 Oktober 2020.

Baca Juga: Atasi Masalah Kantuk, Benarkah Kopi Lebih Baik Dikonsumsi Setelah Sarapan Pagi?

Benjolan yang bersifat kanker biasanya tidak terasa nyeri. Namun bila terasa nyeri, bisa jadi benjolan itu sebetulnya tumor jinak atau akibat dari infeksi, hal lain di luar kanker.

Ciri lain dari kanker payudara, lanjut Nadhira, adalah kulit yang mengerut seperti kulit jeruk. Selain itu, puting pun masuk ke dalam dan di sekitarnya mengerut.

Payudara juga mengeluarkan cairan, biasanya berupa darah. Maka dari itu, setiap perempuan perlu melalukan deteksi dini dengan SADARI, memeriksa apakah ada perubahan pada payudara yang harus diperiksa dokter.

Baca Juga: Kementerian Agama Gelar Bimbingan Teknis Penguatan Kompetensi Penceramah

Sebagian besar kasus kanker payudara terjadi pada perempuan berusia di atas 50 tahun. Selain usia, faktor lain yang membuat seseorang berisiko terkena kanker payudara adalah genetika.

Mereka yang punya riwayat keluarga mengalami kanker payudara juga berisiko terkena hal yang sama. Pemakaian kontrasepsi oral dalam jangka waktu panjang, perempuan yang haid di bawah umur 12 tahun dan punya riwayat tumor jinak juga lebih berisiko.

Penyakit ini juga berisiko dialami orang yang melahirkan pertama kali di atas umur 35 tahun, menopause di atas usia 52 tahun, serta menjalani gaya hidup tak sehat yang berakibat obesitas, merokok dan jarang berolahraga.

Baca Juga: Kementerian Agama Gelar Bimbingan Teknis Penguatan Kompetensi Penceramah

Rajin berolahraga, mengurangi konsumsi daging merah dan daging olahan serta alkohol juga memperbanyak konsumsi sayur dan buah jadi upaya untuk mencegah risiko terkena kanker.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x