PR TASIKMALAYA – Gangguan jiwa umumnya dialami oleh orang yang memiliki beban hidup yang terbilang berat.
Beban hidup yang menjadi pemicu gangguan jiwa salah satunya karena faktor ekonomi, keluarga maupun dalam hal pendidikan.
Gangguan jiwa dapat dialami oleh siapun baik itu tua, muda, laki-laki, dan perempuan.
Baca Juga: Desas-desus Pengganti Jaksa Agung, Ahmad Sahroni Sindir Halus Arteria Dahlan
Terlebih ketika Covid-19 belum berakhir, kemungkinan penambahan orang dengan gejala gangguan jiwa akan terus meningkat.
Di masa ini, orang-orang cenderung menghadapi kesulitan khusunya masalah yang berkaitan dengan ekonomi.
Kementerian Kesehatan mencatat adanya peningkatan pasien gangguan kejiwaan dengan gejala kecemasan yang berlebih, depresi, hingga menimbulkan bunuh diri.
Baca Juga: Thanon Aria Ajak Humas Pemerintah jadi Sumber Informasi Pilihan Publik
Hal tersebut disebabkan karena adanya perasaan tertekan dari dampak pandemi virus Covid-19 yang hingga kini masih menjadi wabah di dunia.
“Ini tentu saja berdampak pada kesehatan jiwa. Berbagai tekanan, stress karena perubahan besar yang terjadi selama pandemi,” ucap Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Achmad Yurianto.