PR TASIKMALAYA – Akibat pandemi Covid-19 banyak berdampak pada kejiwaan dan penyakit yang sebelumnya pernah diderita.
Ada beberapa penyakit bawaan yang kemungkinan akan memperburuk kondisi kesehatan. Perlu penanganan yang tepat dalam memulihkan kondisi kejiwaan dan kesehatan yang dialami seseorang.
Diantara penyakit yang berisiko parah di tengah pandemi Covid-19 adalah penyakit demensia. Demensia merupakan penyakit penurunan fungsi otak.
Baca Juga: Potensi Kerja Sama Pemerintah Pusat dan Daerah, Menteri LHK Ingatkan soal Regulasi
Hal ini mengundang perhatian dari KBRI Doha dan alzaheimer Indonesia (ALZI) Chapter Doha serta Persatuan Masyarakat Indonesia di Qatar (PERMIQA).
Mereka mengadakan diskusi virtual mengenai penurunan fungsi otak atau demensia dan kaitannya dengan pandemi Covid-19 dengan judul Reduce Your Risk of Dementia: Bila Sudah Ada Faktor Risiko, Lalu Bagaimana? pada Sabtu, 3 Oktober 2020.
Lebih lanjut, spesialis penyakit dalam, Dr. dr. Czeresna Heriawan Soejono, Sp.PD, Kger menyebut salah satu faktor risiko demensia adalah perasaan depresi atau kesepian yang terus menerus.
Baca Juga: Mesir Tunjukkan Penemuan 59 Peti Mati Berusia 2.500 Tahun
“Keadaan pandemi yang mengharuskan orang-orang membatasi interaksi fisik dengan sesamanya, dapat menjadi tantangan yang tidak mudah bagi Orang dengan Demensia (ODD).
“Perhatian keluarga terhadap ODD yang semakin berkurag selama pandemi akan memicu faktor risiko demensia semakin meningkat,” kata Dr. Heriawan seperti disampaikan dalam rilis KBRI Doha.