Berikut ini 5 Penyakit yang Sering Muncul saat Musim Pancaroba

- 24 September 2020, 13:53 WIB
-dbd demam berdarah
-dbd demam berdarah /

PR TASIKMALAYA - Sebagian besar wilayah di Indonesia saat ini sedang dilanda musim pancaroba, di mana musim peralihan antara musim kemarau ke musim penghujan, atau sebaliknya.

Musim ini biasa ditandai dengan cuaca atau perubahan suhu udara yang tidak menentu dan cenderung ekstrem dengan banyaknya angin dan hujan.

Dalam situasi pandemi dengan musuh utama virus SARS COV-2 atau dikenal juga dengan nama Covid-19, tentunya menjaga kesehatan dan imunitas menjadi prioritas utama sehingga dapat terhindar dari paparan virus dan bakteri.

Baca Juga: Fasilitas Kesehatan Penanganan Covid-19 di Jakarta Sudah Terisi 83 Persen

Suhu udara dan cuaca yang tak menentu di musim pancaroba, dinilai dapat meningkatkan potensi munculnya berbagai penyakit.

Hal ini cukup beralasan karena pada musim pancaroba (terutama dari kemarau ke musim hujan), orang cenderung lebih sering berada atau berkumpul di tempat tertutup. Keadaan ini tentunya berdampak pada peningkatan risiko penularan infeksi.

Selain itu, virus dan bakteri dinilai mampu hidup lebih lama dan berkembang pada suhu serta kelembapan yang lebih rendah, seperti pada musim pancaroba.

Baca Juga: Pilkada Serentak 2020 Tak Ditunda, Fuad Bawazier: Nyawa Manusia Diobral Murah

Dikutip dari RRI, berikut adalah beberapa penyakit yang perlu diwaspai ketika memasuki
musim pancaroba:

1. Influenza

Infeksi saluran pernapasan, seperti influenza, lebih mudah terjadi dan ditularkan pada musim pancaroba. Alasannya, pada musim pancaroba ini biasanya manusia lebih banyak menghabiskan waktu di ruang tertutup sehingga kontak antarorang menjadi lebih dekat.

Rendahnya kelembapan pada musim perlahian ini juga membuat virus flu bertahan lebih lama. Influenza umum ditandai dengan batuk, pilek, hingga sakit tenggorokan.

Baca Juga: Manajer dan Dua Pemain West Ham United Positif Covid-19

Gejala lain kemudian menyusul, seperti demam hingga pegal-pegal.Anak-anak, kalangan lanjut usia (lansia), dan orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah dinilai lebih mudah untuk mengalami flu.

2. Demam Berdarah Dengue

Selain berpengaruh terhadap aktivitas yang berdampak pada mayoritas manusia melakukan kegiatan di tempat tertutup, perubahan suhu yang tidak menentu pada musim pancaroba juga dapat menyebabkan populasi nyamuk meningkat dengan cepat.

Oleh karena itu, penyakit yang dibawa oleh nyamuk, seperti demam berdarah dengue (DBD) lebih mungkin terjadi.

Baca Juga: Rusia Bagikan Vaksin Covid-19 Gratis untuk Sukarelawan PBB

DBD sering ditandai dengan sakit kepala, nyeri otot atau nyeri sendi, mual, muntah, pembengkakan kelenjar getah bening, serta bintik-bintik merah di kulit.

Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, tapi lebih umum dialami oleh orang yang sudah pernah terpapar virus dengue atau memiliki sistem imun yang lemah.

3. Chikungunya

Mirip dengan DBD, chikungunya merupakan infeksi virus yang disebarkan lewat gigitan nyamuk. Kondisi ini bisa menyebabkan demam selama beberapa hari serta nyeri sendi yang bisa bertahan selama beberapa minggu.

Baca Juga: Kasus Bertambah, Pemerintah Tanggung Biaya Perawatan Pasien Covid-19

4. Asma

Asma adalah kondisi menyempit dan membengkaknya saluran napas yang juga memproduksi lebih banyak lendir.

Keadaan ini membuat proses bernapas sangat sulit, memicu batuk-batuk, dan menimbulkan suara yang dikenal dengan istilah mengi atau bengek.

Temperatur udara yang lebih rendah serta angin yang lebih kencang berpotensi membawa lebih banyak alergen (pemicu alergi).

Baca Juga: Selama Pandemi Covid-19 Pemerintah Menjamin Ketersediaan Obat

Inilah yang berhubungan dengan meningkatnya kasus asma selama musim pancaroba.Tidak hanya itu, adanya gangguan saluran pernapasan (seperti flu) juga menambah risiko serangan asma.

5. Diare

Peningkatan jumlah virus dan bakteri selama musim pancaroba diduga merupakan penyebab banyaknya kasus diare pada musim ini.

Infeksi virus atau bakteri di balik diare biasanya terjadi akibat konsumsi makanan yang tidak higienis dan terkontaminasi.

Baca Juga: Gibran Rakabuming, Putra Sulung Jokowi Hari Ini Resmi Ditetapkan sebagai Calon Kepala Daerah Solo

Gejala diare umumnya berupa tinja yang encer dan sakit perut yang melilit. Sejumlah gangguan pencernaan lain juga bisa menyertai, seperti kembung dan mual.

Diare biasanya akan sembuh dalam beberapa hari dengan pengobatan mandiri di rumah. Misalnya, banyak minum dan beristirahat atau meminum obat herbal berupa rebusan daun jambu merah.

Namun jika diare terus berlangsung atau tidak kunjung sembuh, ada baiknya untuk diperiksakan ke dokter untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat. ***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x