10 Jenis Makanan Ini Perlu Dihindari Ibu Hamil, Termasuk Buah dan Sayuran yang Tidak Dicuci

- 19 September 2023, 20:19 WIB
Simak berikut ini informasi mengenai beberapa jenis makanan yang perlu dihindari oleh ibu hamil.
Simak berikut ini informasi mengenai beberapa jenis makanan yang perlu dihindari oleh ibu hamil. /Pixabay/marncom

PR TASIKMALAYA - Ada beberapa jenis makanan yang harus dihindari oleh ibu hamil biasanya mencakup yang memiliki risiko infeksi, seperti daging atau ikan yang kurang matang atau mentah. 

Sangatlah penting bagi ibu hamil makan dengan baik sebagai usaha untuk menyehatkan diri Anda dan janin. Anda mungkin harus melepaskan beberapa makanan favorit. 

Meski begitu, ada banyak makanan yang dapat ibu hamil konsumsi agar diri sendiri dan janin yang dikandungnya tetap sehat.

Berikut ini adalah beberapa makanan dan minuman yang harus dihindari atau dikurangi saat ibu hamil, sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Healthline. 

Baca Juga: Link Pendaftaran CPNS 2023 Lengkap dengan Cara Daftar, Catat Semua Langkahnya!

1. Ikan yang mengandung merkuri tinggi

Merkuri adalah unsur yang sangat beracun dan dapat ditemukan di perairan yang tercemar.
Dalam jumlah yang lebih tinggi, merkuri dapat memengaruhi sistem saraf, sistem kekebalan tubuh, dan ginjal Anda.

Hal ini juga dapat menyebabkan masalah perkembangan yang serius pada anak-anak, dengan efek samping bahkan dalam jumlah yang lebih rendah.

Ikan laut besar dapat mengakumulasi merkuri dalam jumlah besar, jadi sebaiknya hindari ikan yang mengandung merkuri tinggi selama kehamilan dan menyusui.

Baca Juga: Anak Alami Penyakit Muntaber, Begini Cara Mencegah dan Merawat yang Benar!

2. Ikan setengah matang atau mentah

Ikan mentah, terutama kerang-kerangan memiliki risiko tinggi mengandung bakteri atau parasit seperti norovirus, Vibrio, Salmonella, dan Listeria.
Ikan mentah dapat terinfeksi selama penanganan, penyimpanan, dan pemrosesan, termasuk pengasapan atau pengeringan.

Jenis-jenis infeksi ini dapat menyebabkan dehidrasi dan kelemahan pada orang tua, dan beberapa dapat melewati plasenta ke bayi Anda, bahkan jika Anda tidak memiliki gejala apa pun. Infeksi ini dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, keguguran, bayi lahir mati, dan masalah kesehatan serius lainnya.

3. Daging setengah matang atau mentah

Baca Juga: Tanpa NPWP, Cair Rp50 Juta untuk Modal Kerja di Luar Negeri, Daftar KUR Mandiri 2023 dengan Mudah

Mengonsumsi daging yang kurang matang atau mentah juga dapat meningkatkan risiko infeksi dari bakteri atau parasit, termasuk Toxoplasma, E. coli, Listeria, dan Salmonella.

Bakteri tersebut dapat mengancam kesehatan Anda dan kesehatan serta keselamatan si kecil. Sebagian besar bakteri terdapat di permukaan daging utuh, tetapi bakteri lain dapat bertahan di dalam serat otot.

Beberapa potongan daging utuh seperti tenderloin, sirloin, atau ribeye dari daging sapi, domba, dan sapi muda mungkin aman untuk dikonsumsi jika tidak dimasak sampai matang.

Namun, hal ini hanya berlaku jika potongan daging masih utuh atau belum dipotong, dan bagian luarnya benar-benar matang. Selama kehamilan, sebaiknya hindari daging yang kurang matang.

Baca Juga: 15 Langkah Mudah Menempelkan E-Materai di Dokumen CPNS 2023, Auto Lolos Seleksi Administrasi!

Daging potong, termasuk roti daging, burger, daging cincang, daging babi, dan unggas tidak pernah aman untuk dimakan mentah atau setengah matang.

4. Daging olahan

Daging olahan seperti hot dog dapat terinfeksi dengan berbagai bakteri selama pemrosesan atau penyimpanan. Daging yang diawetkan tidak dimasak dan mungkin mengandung bakteri atau parasit.

Selain itu, daging olahan dapat mengandung kadar natrium dan lemak tidak sehat yang tinggi. Sebaiknya hindari daging deli dan pastikan daging olahan yang Anda masak, seperti sosis, dimasak hingga matang.

Baca Juga: Tanpa NPWP, Cair Rp50 Juta untuk Modal Kerja di Luar Negeri, Daftar KUR Mandiri 2023 dengan Mudah

5. Telur mentah

Telur mentah dapat mengandung bakteri Salmonella. Gejala infeksi salmonella termasuk demam, mual, muntah, kram perut, dan diare. Hal ini juga dapat menyebabkan kram pada rahim, yang berpotensi menyebabkan kelahiran prematur atau lahir mati.

6. Daging jeroan

Daging organ menyediakan berbagai nutrisi penting, seperti zat besi, vitamin B12, vitamin A, seng, selenium, dan tembaga, yang semuanya baik untuk Anda dan bayi.

Baca Juga: Istana Prabowo di Hambalang, Ada Landasan Helikopter hingga Dijaga Ketat 24 Jam

Namun, mengonsumsi terlalu banyak vitamin A yang telah dibentuk sebelumnya, terutama pada trimester pertama kehamilan, dapat menyebabkan cacat bawaan dan keguguran. Meskipun hal ini sebagian besar terkait dengan suplemen vitamin A, yang terbaik adalah mengonsumsi beberapa ons daging seperti hati atau ginjal dalam seminggu.

7. Buah dan sayuran yang tidak dicuci

Permukaan buah dan sayuran yang tidak dicuci atau tidak dikupas dapat terkontaminasi bakteri dan parasit seperti Toxoplasma, E. coli, Salmonella, dan Listeria. Bakteri tersebut dapat berasal dari tanah atau melalui penanganan.

Kontaminasi dapat terjadi kapan saja selama produksi, panen, pemrosesan, penyimpanan, transportasi, atau ritel.

Baca Juga: Kumpulan Link Twibbon Menyambut Maulid Nabi pada 28 September 2023!

Toksoplasma adalah parasit yang dapat bertahan hidup pada makanan nabati. Kebanyakan orang tidak menunjukkan gejala, tetapi parasit ini dapat melewati plasenta dan menyebabkan kehilangan penglihatan dan kesulitan belajar di kemudian hari.

Dalam beberapa kasus, kerusakan mata atau otak yang parah dapat terjadi pada saat lahir. Untuk meminimalkan risiko infeksi, cuci bersih semua buah dan sayuran dengan air bersih dan kupas atau masak sebelum dimakan.

8. Produk susu yang tidak dipasteurisasi

Susu mentah dan produk susu yang tidak dipasteurisasi lainnya dapat mengandung bakteri berbahaya, termasuk Listeria, Salmonella, E. coli, dan Campylobacter. Bakteri ini dapat menyebabkan berbagai infeksi yang biasa disebut keracunan makanan.

Baca Juga: Rilis Poster Terbaru, Kim Young Dae Akhirnya Bertemu Reinkarnasi Pyo Ye Jin dalam Drama Moon in the Day

Infeksi ini semua dapat memiliki konsekuensi yang mengancam jiwa bayi yang belum lahir.
Bakteri tersebut dapat muncul secara alami atau akibat kontaminasi selama pengumpulan atau penyimpanan.

Pasteurisasi dapat membunuh bakteri berbahaya tanpa mengubah nilai gizi produk.
Untuk mengurangi risiko infeksi, makanlah hanya produk susu yang telah dipasteurisasi.

9. Alkohol

Selama kehamilan, alkohol meningkatkan risiko keguguran, kelahiran mati, dan sindrom alkohol janin (FAS). FAS dapat memengaruhi banyak aspek perkembangan, termasuk jantung dan otak.
Karena tidak ada kadar alkohol yang terbukti aman selama kehamilan, maka yang terbaik adalah menghindarinya sama sekali.

Baca Juga: Catat! Berikut Nilai Ambang Batas CPNS 2023, Lengkap dengan Rinciannya

10. Kafein

Kopi, teh, minuman ringan, dan kakao semuanya mengandung kafein. Penelitian telah mengaitkan asupan kafein yang tinggi dengan risiko keguguran, bayi lahir mati, berat badan kecil saat lahir, dan berbagai masalah perkembangan.

Kafein diserap dengan sangat cepat dan dengan mudah masuk ke dalam plasenta. Karena bayi dan plasentanya tidak memiliki enzim utama yang dibutuhkan untuk memetabolisme kafein, maka kadar kafein yang tinggi dapat terbentuk.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah