Konsultan Imunologi Anak Ungkap Alasan Bayi yang Lahir Caesar Lebih Berisiko Terkena Alergi

- 27 Juni 2020, 17:30 WIB
Ilustrasi bayi.
Ilustrasi bayi. //Pexels

PR TASIKMALAYA - Menurut konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. Budi Setiabudiawan, bayi yang lahir melalui operasi caesar sectio akan memiliki risiko penyakit alergi lebih tinggi daripada bayi yang lahir secara normal.

"Karena kalau dia lahir secara caesar, perkembangan mikrobiota normal di usus akan terlambat, tidak akan optimal sehingga terjadi perubahan sistem imun anak dan berisiko timbul dikemudian hari," kata Budi dalam virtual ghatering dikutip dari Antara.

Baca Juga: Tidak Monoton, Berikut 5 Zodiak Paling Komunikatif dan Menyenangkan dalam Berdiskusi

Sementara dibanding anak yang lahir melalui proses vaginal atau normal, saluran cernanya lebih optimal sehingga risiko terkena alergi lebih rendah.

“jadi kalau lahir secara normal lewat vagina akan terjadi mikrobiotik dalam saluran cerna anak akan lebih optimal sehingga risiko alergi akan lebih rendah.” ujar Budi

Risiko anak terkena alergi juga bisa karena sebab lain, salah satunya riwayat alergi satu atau kedua orang tua.

Baca Juga: Putrinya Kerap Terlihat Murung, Seorang Ibu Menangis Laporkan Kelakukan Jahat Sang Suami

Jika kedua orang tua memiliki riwayat alergi maka berisiko membuat anak mereka 40-60 persen terkena alergi. Risiko akan meningkat menjadi 60-80 persen jika orang tua memiliki manifestasi yang sama.

Bila hanya salah satu orang tua yang memiliki riwayat alergi, maka risiko anak terkena alergi sekitar 20-40 persen.

Risiko anak terkena alergi masih tetap ada yakni 5-15 persen bahkan jika orang tua tak memiliki riwayat alergi.

Baca Juga: Temukan Jejak Virus Corona di Sampel Limbah, Covid-19 Diklaim Ada Sejak Maret 2019 di Spanyol

"Apabila dikenali dini, ditangani dini akan optimal tata laksana, sehingga tidak berlanjut ke penyakit seperti eksim, asma, rhinitis alergi.

"Kalau terlambat diagnosa, akan muncul dampak-dampak disebabkan penyakit alergi, dari sisi kesehatan misalnya meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti obesitas, hipertensi dan sakit jantung," papar Budi.

Baca Juga: Karyawannya Tak Menjaga Kebersihan, Sebuah Pabrik Mie Ditutup karena Sangat Kotor dan Banyak Tikus

Faktor risiko lainnya paparan asap rokok, polutan lingkungan, kurangnya paparan sinar matahari, pengenalan makanan padat yang tertunda, defisiensi vitamin D hingga diet rendah n-3 PUFA, antioksidan dan serat.***

 

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x