PR TASIKMALAYA - Kabar kurang baik kini datang untuk para pencinta vape atau rokok elektrik yang diterbitkan dalam sebuah jurnal Redox Biology.
Sebuah penelitian menyatakan bahwa rokok elektrik atau vape bisa membuat penggunanya menjadi lebih stres.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman News Medical, bahwa penelitian terbaru tersebut tidak hanya membuat pengguna vape menjadi lebih stres, tetapi menyebabkan radang paru-paru dan juga membahayakan protein penting melalui paparan.
Hasil penelitian itu diketahui berdasarkan para peneliti di Department of Energy's Pacific Northwest National Laboratory, Amerika Serikat dengan mengembangkan teknik biomolekoluler.
Para peneliti menjelaskan bahwa vape dapat menyebabkan perubahan struktural halus pada protein yang menandai pertama kalinya para peneliti mengukur kerusakan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa umum dalam alternatif elektronik rokok konvensional bukannya tanpa bahaya sendiri.
Para peneliti disebut melakukan uji coba pada seekor tikus yang menggunakan paparan uap rokok elektrik di tiga sesi dalam satu jam selama tiga hari.
Selama itu pula dihasilkan bahwa tikus tersebut menunjukan adanya tanda-tanda stres oksidatif, sehingga ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk mengurangi efek berbahaya pada tikus tersebut.