“Nanang tipikal pegawai militant, ideologis, bukan pegawai mekanik (kamtoran). Ia turun ke jalan bersama WP KPK dan msyrakat sipil lain pd setiap aksi melawan design pelemahan kpk yg sistematis,” ungkapnya.
Abraham menekankan, mundurnya beberapa pegawai KPK militant merupakan kerugian besar untuk KPK. Pasalnya, membentuk militansi pegawai tidak bisa instan.
“Mundurnya Nanang dan bbrp pegawai militant KPK yg lain mrpkn kerugian besar buat KPK. Staf bs direkrut kembali, tp militansi tdk dibentuk instan. Ada ideology perjuangan yg tertanam di urat nadi nanang dkk,” pungkasnya.
Selanjutnya, seorang warganet @hamdansyabani menanggapi cuitan Abraham Samad tersebut.
Baca Juga: Polri Tegaskan Tak Beri Izin Pelaksanaan Reuni PA 212 di Monas
"Selama banyaknya yang mengundurkan diri, pemerintah tak terlihat memberikan reaksi kah?” tulisnya.
Menanggapi cuitan tersebut, Abraham menulis bahwa diam merupakan reaksi yang diberikan oleh pemerintah.
“Diam adalah reaksinya,” pungkas Abraham.***