Ma’ruf Amin: Indonesia Hanya Jadi Konsumen dan 'Tukang Stempel' Produk Halal yang Diimpor

- 24 Oktober 2020, 17:14 WIB
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin /Biro Press Keseketariatan Presiden
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin /Biro Press Keseketariatan Presiden /

PR TASIKMALAYA - Meskipun Penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam namun Indonesia hanya menjadi konsumen dan ‘tukang stempel’ produk halal yang diimpor.

Hal itu diungkapkan oleh Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin dalam acara Webinar Strategis Nasional "Indonesia Menuju Pusat Produsen Halal Dunia" yang diselenggarakan oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) pada Sabtu 24 Oktober 2020.

Wapres mengungkapkan, Indonesia memiliki lebih dari 50 lembaga sertifikat halal yang telah dapat pengakuan dunia.

Baca Juga: Blokir Berita yang Memuat Joe Biden, CEO Facebook dan Twitter Dipanggil Komite Kehakiman AS

"Jadi memang Indonesia memang tukang menstempel, tukang mengesahkan produk-produk halal di berbagai negara dunia," tegasnya.

Selain itu, ia menilai bahwa pasar halal global memiliki potensi yang sangat besar.

Bahkan pada 2018, nilai konsumsi produk pasar halal dunia mencapai US$2,2 triliun dan akan terus berkembang mencapai US$3,2 triliun pada 2024.

Oleh karena itu, ia berharap, Indonesia harus dapat memanfaatkan potensi pasar halal dunia dengan meningkatkan ekspor.

Baca Juga: Ma'ruf Amin: Indonesia Punya Potensi Jadi Produsen Makanan Halal Terbesar di Dunia

"Sementara berdasarkan laporan Global Islamic Economic Report tahun 2019, Brazil merupakan eksportir produk makanan dan minuman halal nomor satu di dunia dengan nilai US$5,5 miliar yang disusul oleh Australia dengan nilai US$2,4 miliar," ujarnya.

Wapres menyebut, permintaan produk halal oleh konsumen muslim global pun mengalami peningkatan setiap tahunnya.

The State of Global Islamic Economy Report 2019/2020 memperlihatkan besarnya pengeluaran konsumen muslim dunia untuk makanan dan minuman halal, pariwisata ramah muslim, halal lifestyle, serta farmasi halal yang mencapai US$2,2 triliun pada 2018, dan diproyeksikan akan mencapai US$3,2 triliun pada 2024.

Ia menambahkan, dengan perkiraan penduduk muslim yang akan mencapai 2,2 milliar jiwa pada 2030, maka angka perekonomian pasar industri halal global ini akan terus meningkat dengan pesat.

Baca Juga: Achmad Yurianto Alami Mutasi Mendadak, Menkes: itu untuk Organisasi, Bukan Kepentingan Tertentu

Tentunya hal ini merupakan potensi yang sangat besar dan harus dimanfaatkan Indonesia.

"Untuk itu, kita perlu bersungguh-sungguh untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen dan eksportir produk halal terbesar di dunia,” ucapnya.

Dia mengatakan dengan segala sumber daya yang dimiliki, saya percaya Indonesia memiliki peluang yang besar sebagai negara produsen dan pengekspor produk halal terbesar di dunia.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x