Kualitas Udara DKI Jakarta Masuk 10 Besar Terburuk di Dunia pada Senin, 6 Mei 2024

- 6 Mei 2024, 10:26 WIB
Ilustrasi - Kualitas udara di DKI Jakarta pada Senin, 6 Mei 2024 masuk urutan sepuluh besar terburuk di dunia.
Ilustrasi - Kualitas udara di DKI Jakarta pada Senin, 6 Mei 2024 masuk urutan sepuluh besar terburuk di dunia. /Antara/Galih Pradipta/

PR TASIKMALAYA - Pada hari Senin pagi, 6 Mei 2024, kualitas udara Jakarta tidak sehat bagi masyarakat yang sensitif, menjadikannya salah satu dari 10 kota teratas dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Berdasarkan data Pusat Pemantauan Kualitas Udara IQAir pukul 5.45 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta berada pada peringkat ke-8 dengan nilai 132, atau masuk dalam kategori tidak sehat untuk nilai pencemaran udara dan konsentrasi PM2.5 48 mikrogram per meter kubik.

Angka ini mencakup penjelasan bahwa kualitas udara tidak sehat bagi kelompok sensitif, karena dapat membahayakan manusia dan hewan sensitif, atau merusak tanaman dan nilai estetika yang terkandung.

Sedangkan kategori baik adalah tingkat kualitas udara yang tidak mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan, juga tidak mempengaruhi tanaman, bangunan, atau nilai estetika, dan PM2.5 berkisar antara 0 hingga 50. Kemudian kategori sedang adalah kualitas udaranya yang tidak memiliki pengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100, sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara. 

Baca Juga: Sudah Tayang, Intip 5 Poin Utama Drama yang Terinspirasi dari BTS 'Begins Youth'

Kedua, kategori PM2.5 atau kualitas udara yang sangat tidak sehat pada kisaran 200-299 dapat membahayakan kesehatan banyak orang yang terpapar. Terakhir, kualitas udara yang berbahaya (300-500) atau secara umum dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi penduduk.

Sebagai informasi, kota-kota dengan kualitas udara terburuk adalah Delhi, India, pada peringkat 182, Chiang Mai, Thailand, pada peringkat 167, Kathmandu, Nepal, pada peringkat 165, dan Lahore, Pakistan, pada peringkat 163. Selanjutnya peringkat 6 ada Beijing, China di peringkat 156, peringkat 7 Chengdu, Tiongkok di peringkat 137, disusul Jakarta, dan peringkat 9 Bangkok, Thailand. Tempat ke-123 dan tempat ke-10 adalah tempat ke-120 di Dhaka, Bangladesh.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan meski memasuki musim hujan, pihaknya akan terus memperkuat pemasangan generator bertekanan tinggi untuk menyemprotkan penghasil kabut air ke udara.

"Iya belum ada perubahan (pemasangan water mist), penanganan pencemaran belum ada perubahan, tahun depan masih musim panas," kata Heeu Budi di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis, 23 November 2023 lalu.

Halaman:

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah