Memperingati Hari Kereta Api Nasional 28 September, inilah Sejarah yang Tertoreh di Dalamnya

- 28 September 2020, 13:59 WIB
Ilustrasi kereta api.*
Ilustrasi kereta api.* /Dok Kemenpar

PR TASIKMALAYA - Tanggal 28 September diperingati sebagai Hari Kereta Api, yang merupakan peringatan momen diambil alihnya stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai oleh pemerintah Jepang di Bandung pada 28 September 1945.

Ini juga menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia atau DJKARI.

Sejarah perkeretaapian di Indonesia tidak lepas dari pencangkulan pertama jalur kereta api pada lintas Tanggung-Kemijen yang pembangunannya dilaksanakan oleh perusahaan swasta yang bernama Naamlooze Venootscap Nederlansch Indisce Spoorweg Maatschappij atau NV.

Baca Juga: Karbon Monoksida Meluap di Tambang Batu Bara Tiongkok hingga Menewaskan 16 Korban Jiwa

NISM pada 17 juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet Van de Beele di desa Kemijen yang selesai pada 10 Agustus 1867 kemudian dilanjutkan pembangunan menuju daerah Vorstenlanden atau Yogyakarta-Surakarta pada 1872

Hal ini menjadikan Indonesia merupakan negara kedua di Asia setelah India yang memiliki jaringan jalur kereta api tertua, disusul Tiongkok dan Jepang.

Kota Semarang menjadi kota yang cukup penting dalam pembangunan kereta api di Indonesia, di mana terdapat stasiun pertama di Indonesia bernama Stasiun Samarang NIS. 

Lokasi Stasiun Samarang NIS berada di daerah rawa dengan tanah yang labih sehingga ketika pasang air laut sering tergenang banjir, sehingga NISM membangun Stasiun Semarang Tawang untuk memisahkan pelayanan penumpang dan barang melalui dua stasiun.

Baca Juga: Piala AFF 2020 Resmi Ditunda hingga Tahun Depan, Timnas Indonesia Sudah Siap untuk Berlaga

Saat ini keadaan stasiun Samarang NIS semakin tenggelam karena kondisi tanahnya yang selalu turun setiap tahunnya, lokasi Stasiun Samarang NIS berada di Kampung Spoorlan atau Tambaksari, Kemijen, Semarang Timur, Semarang.

Dikutip dari djka.dephub.go, Tahun 1875 pemerintah Hindia-Belanda melalui Staatssporwegen (SS) membangun jalur kereta api negara dengan rute pertama Surabaya-Pasuruan-Malang.

Kesuksesan pembangunan kereta api oleh NISM dan SS membuat banyak investor swasta membangun jalur-jalur kereta api, sehingga banyak bermunculan perusahaan kereta api swasta.

Pembangunan jalur kereta api juga tidak hanya dilakukan di pulau jawa, pada periode tahun 1876 - 1922 telah dibangun jalur kereta api di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Sulawesi.

Baca Juga: Heboh Potensi Mega Tsunami Setinggi 20 Meter, UGM Kembangkan Sistem Deteksi Dini Gempa Bumi

Tahun 1942, perkeretaapian Indonesia diambil alih oleh Jepang dan merubah nama perusahaan kereta api menjadi Rikuyu Sokyuku atau Dinas Kereta Api. 

Pada pemerintahan Jepang kereta api hanya digunakan untuk kepentingan perang seperti mengangkut mesin-mesin perang, Pemerintah Jepang juga membangun jalur kereta Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk melancarkan pengangkutan hasil tambang.

Setelah kemerdekaan Indonesia, pada Selasa, 28 September 1945 pegawai kereta api baik tua maupun muda juga para pegawai wanita berkumpul di Balai Besar Bandung.

Di kantor Balai Besar Bandung R. Moh Ismail diiringi dengan para pemuda kereta api menemui perwira Jepang yaitu Yoshi Matsu San untuk melakukan pengambilalihan yang nantinya sebagai KAntor Pusat Kereta Api Indonesia. 

Baca Juga: Perlu Diingat! Berikut Tips Menjaga Kesehatan dan Daya Tahan Tubuh di Musim Pancaroba

Selanjutnya bendera Jepang di Balai Besar Bandung diturunkan dan mengibarkan bendera merah putih dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya ditutup dengan teriakan Merdeka.***

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x