Network
PR TASIKMALAYA - Pakar Ilmu Politik Universitas Padjadjaran, Caroline Paskarina menyebut bahwa pemilih dari kalangan anak muda di pemilihan umum (Pemilu) 2024 lebih mengetahui gimik yang diperlihatkan oleh para pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), dibanding dengan gagasan serta visi misinya.
Melihat hal ini, Caroline mengungkapkan sebuah temuan dari hasil riset yang menyatakan bahwa pemilih dari kalangan anak muda memiliki harapan kuat pada beberapa tema utama yang perlu diusung oleh calon pemimpin.
Karenanya, untuk tak hanya dapat memenangkan kontestasi. Caroline menilai bahwa capres dan cawapres harus lebih konsisten dalam memberikan program-program yang hendak digagas demi menjawab kebutuhan kalangan muda tersebut.
“Sejumlah riset tentang preferensi pemilih pemula atau muda, menunjukan harapan mereka akan hadirnya pemimpin yang patut diteladani, kepastian hukum, pemberantasan korupsi, (serta) penanganan masalah-masalah ekonomi secara tuntas yang perlu dijawab oleh program-program realistik dari setiap pasangan calon,” katanya, dikutip dari Antara, Selasa, 26 Desember 2023.
Baca Juga: Berbeda dengan Debat Capres, Debat Cawapres Dinilai Lebih Cerdas dan Kontekstual
Lebih lanjut, menurutnya gimik yang terus dipertahankan dan terkesan lebih banyak justru dapat menjadi bumerang bagi pasangan calon. Sebab dirinya menilai hal itu dapat menimbulkan antipati dari para pemilih muda.
“Pasangan calon perlu keluar dari gimik-gimik yang justru bisa jadi bumerang. Karena antipati dari para pemilih muda atau pemula,” kata Caroline menambahkan.
Dengan menyinggung dua sesi debat yang telah dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Carolin memberikan penilaian bahwa inkonsistensi masih menjadi masalah bagi seluruh pasangan calon.
Sebab dalam hal ini, menurutnya semua capres dan cawapres telah berhasil menyentuh isu-isu populer di kalangan anak muda. Hanya terkait konsistensi dalam isu tersebut masih belum tercapai menurutnya.
