Tidak hanya itu saja, Bjorka juga ternyata diduga bukanlah hacker sesungguhnya yang membobol 1.3 miliar data.
Menjadi mengejutkan karena White Hacker tersebut mengatakan bahwa Bjorka sendiri membeli data tersebut dari orang lain.
“Paling tidak untuk kasus yang 1.3 miliar data, dia juga beli dari yang lain, sudah (ditelusuri),” bebernya.
White Hacker itu kemudian membeberkan bisnis model yang ada di dark web.
Berdasarkan keterangannya, tidak mungkin peretas sesungguhnya yang menjual data.
Ada banyak keterlibatan tangan-tangan lainnya sebelum data yang diretas tersebut berujung pada si pembeli.
“Bukan peretasnya yang langsung menjual, jadi yang menemukan celah keamanan ada orang lain, yang mengeksploitasi orang lain, yang kemudian menggunakan akun mencuri orang lain, yang menjual orang lain, itu secara umum ekosistemnya seperti itu,” terangnya.
Adapun mengapa hingga saat ini Bjorka belum tertangkap, Gildas mengatakan bahwa saat ini pemerintah masih fokus kepada masalah lain.
Baca Juga: Maaf! BSU 2022 Tidak akan Cair untuk Pekerja dengan Kategori ini! Apakah Anda Termasuk?