PR TASIKMALAYA - Garuda Indonesia, maskapai kebanggaan masyarakat Indonesia itu kini berada diambang kehancuran.
Garuda Indonesia sejauh ini sudah mengalami kerugian mencapai Rp10 triliun, dan kondisi keuangannya terus tertekan selama tahun 2021 ini.
Garuda Indonesia pada September 2021, diketahui hanya memiliki pendapatan sebesar Rp8,07 triliun dimana biaya operasionalnya yang bisa mencapai Rp18,31 triliun.
Dirut Garuda Indonesia mengungkapkan, kerugian terjadi akibat struktur biaya perseroan bersifat tetap yang tidak sebanding dengan penurunan pendapatan maskapai tersebut selama pandemi.
Baca Juga: Aura Kasih Cari 'Papa Baru', Indra Bekti: Semoga Cepet Dapet Bu
Garuda Indonesia semakin bobrok apabila dilihat dari neraca keuangannya yang mana sudah mencapai negative Rp40 miliar per September 2021.
Erick Thohir yang bertanggung jawab terhadap Garuda Indonesia, dan selaku Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga ikut angkat bicara mengenai hal tersebut.
Erick Thohir menyebutkan kalau Garuda Indonesia begitu kompleks dan kesalahan bukan semata-mata terjadi pada tahun ini.
Erick Thohir juga menjelaskan kalau sebenarnya Garuda Indonesia business model-nya salah.
Baca Juga: Ini Lirik Lagu 'Tak Sempurna' Milik Cita Citata, yang Baru Rilis
“Kompleksitas Garuda bukan semata-mata kejadian hari ini, sudah terjadi dari berpuluh tahun lamanya,” ujarnya.
“Tugas kami di BUMN sekarang adalah untuk restrukturisasi dan membenahi bisnis modelnya,” sambung Erick Thohir yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari postingan akun @erickthohir pada 17 November 2021.
Erick Thohir menerangkan, pasar bebas seperti sekarang ini, semua bisa terjadi dengan digital dan itu realita yang harus dihadapi dan ungkap kenyataan mengejutkan.
Erick Thohir secara terang-terangan menyebut banyak negara yang mengincar atau menjadikan Indonesia sebagai sasaran mereka.
“Tetapi kita juga jangan jadi gampang diakali atau dibodohi. Jadi begini artinya, banyak sekali negara-negara sekarang itu mengincar Indonesia,” ujarnya.
“Tetapi hanya jadi market. Saya tidak rela, menjadi bagian yang dipercaya lalu mendiamkan market kita dipakai untuk pertumbuhan bangsa lain,” sambung Erick Thohir.
Menteri BUMN itu menegaskan kalau dirinya menginginkan market Indonesia bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan negara.
“Saya ingin, saya rasa pak Presiden juga sama. Bahwa market kita harus dipastikan menjadi pertumbuhan bangsa kita bukan bangsa lain,” kata Erick Thohir.
Dalam keadaan sulit seperti ini, Garuda Indonesia diketahui sudah memiliki MOU dengan Emirates dalam bentuk code sharing.
“Alhamdulillah sudah ada MOU antara Garuda dan Emirates yang berbentuk code sharing, yang menyatakan bahwa pelanggan Garuda tetap bisa menjelajahi rute internasional melalui maskapai Emirates,” ujar Erick Thohir.