Network
PR TASIKMALAYA - Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Johnny G Plate menyatakan kasus Covid-19 Eropa harus menjadi pelajaran bagi Indonesia terkhusus dalam protokol kesehatan.
Dari sebab itulah Menkominfo meminta seluruh masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan agar tidak terjadi gelombang baru Covid-19.
"Pemerintah mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap waspada dan menjaga protokol kesehatan agar tak terjadi gelombang baru Covid-19," kata Johnny pada 6 November 2021, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.
Johnny menyebutkan seruan untuk tetap menjaga protokol kesehatan ini karena banyak ditemukan kasus positif baru.
Dalam sepekan terakhir Satgas Covid-19 menemukan temuan kasus positif dalam sepekan terakhir di 9 provinsi.
Provinsi tersebut ialah Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Papua.
Baca Juga: Rezeki Lesti Kejora dan Rizky Billar Nampak Terus Mengalir, Denny Darko Ungkap Hal yang Dapat Ditiru
Kenaikan kasus positif di sembilan provinsi tersebut harus dihentikan sedini mungkin selagi angkanya masih kecil.
"Sebaliknya, semua pihak perlu mempertahankan tren penurunan kasus Covid-19 yang saat ini terjadi agar tidak kembali meningkat," kata Johnny.
Menkominfo juga mengingatkan, Indonesia harus mengambil pelajaran dari kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi di negara-negara Eropa.
Baca Juga: Sopir Vanessa Angel Jalani Pemeriksaan Awal, Polisi Ungkap Fakta Baru dan Sita Barang Bukti
Begitu juga dari pengalaman yang terjadi tahun lalu, saat meningkatnya mobilitas masyarakat tidak dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan dapat memicu lonjakan Covid-19.
"Kita harus belajar dari berulangnya bagaimana kelengahan mematuhi prokes dapat memicu lonjakan Covid-19," kata Johnny.
"Seluruh masyarakat diminta untuk tetap disiplin protokol kesehatan, jangan mengulangi kesalahan yang sama, agar aman Covid-19," kata dia menambahkan.
Menkominfo juga menghimbau kepada seluruh pimpinan daerah harus bergerak lebih aktif dalam memantau parameter penanganan pandemi seperti jumlah kasus aktif, positivity rate, dan bed occupancy.***
