Penjelasan Antropolog Soal Merebaknya Fenomena Babi Ngepet, Tuyul dan Pesugihan di Masyarakat

- 29 April 2021, 18:30 WIB
Ilustrasi babi ngepet. Simak penjelasan antropolog soal babi ngepet, tuyul dan pesugihan.*
Ilustrasi babi ngepet. Simak penjelasan antropolog soal babi ngepet, tuyul dan pesugihan.* /Pixabay/PublicDomainPictures

Selain itu, DR Abdul Latif Bustami pun berpandangan, fenomena babi ngepet di Depok ini kalau dilihat dari aspek politik bisa saja sebagai upaya pengalihan masyarakat terhadap isu-isu besar lainnya. 

Bercemin dari banyaknya muncul fenomena serupa akhir-akhir ini, ada babi ngepet di Depok, sunda empire sebelumnnya dan deretan peristiwa serupa lainnya.

Baca Juga: Usai Dinyatakan Sembuh dari Covid-19, Atta Halilintar Antar Aurel Hermansyah ke Dokter, Hamil?

“Dan saya pun melihat fenomena ini sebagai pembelahan kelompok yang mereproduksi narasi-narasi negatif. Seperti babi ngepet yang tujuannya menimbulkan konflik antar dua kelompok,”  kata dia. 

Hal senada pun disampaikan oleh Kepala Pusat Studi Desentralisasi dan Pembangunan Partisipasif FISIP Universitas Padjajaran (Unpad), Dr Ahmad Buchari. 

Menurutnya, fenomena babi ngepet di Depok, Jawa Barat sebagai bentuk frustasi sosial. Frustasi sosial ini muncul karena kejenuhan dan kebuntuan masyarakat terhadap orientasi ke depan atau hari esok ditengah kondisi himpitan dan ketidakpastian ekonomi. 

Baca Juga: PKS dan PKB Melakukan Silaturahim Sebagai Bentuk Memperkuat Sinergi Kebangsaan

Banyak masyarakat yang tengah kesusahan akibat pandemi Covid-19. Sehingga,hal-hal yang mistis seperti inilah muncul sebagai kompensasi masyarakat terhadap frustasi sosial. 

"Fenomana babi ngepet, pesugihan ini hanyalah kompensasi masyarakat dari tekanan kebutuhan ekonomi, tekanan sosial politik," tutur Dr Ahmad Buchari.

"Masyarakat sudah tak percaya yang realistis dan malah lari ke hal yang mistis, babi ngepet, tuyul dan sebagainya," imbuhnya.

Halaman:

Editor: Asri Sulistyowati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x