Bivitri Susanti menyebutkan bahwa sebelum isu tersebut bergulir, tidak ada pihak yang membicarakan masa jabatan Presiden tiga periode, namun secara tiba-tiba para elite politik tertentu membicarakannya.
Selama ini masyarakat lebih fokus kepada isu-isu konkret, misalnya penanganan korupsi, pembungkaman demokrasi, pandemi Covid-19, ekonomi yang menurun dan lain sebagainya.
Akan tetapi, ketika isu tersebut dimunculkan oleh elite politik atau dari kalangan pendukung Jokowi sendiri, menyebabkan adanya wacana masa jabatan presiden menjadi 3 periode.
"Jadi harus kita perhatikan betul siapa yang membawa-bawa ini sebenarnya," katanya mengakhiri.***(Filio Duan/Depok.Pikiran-Rakyat.com)