Berhasil Ubah Perbukitan Tandus Jadi Sumber Air, Pahlawan Alam asal Jateng ini Sempat Dianggap Gila

- 20 Maret 2021, 13:02 WIB
Sadiman, pria yang berasal dari Wonogiri Jateng berhasil membuat perbukitan tandus menjadi sebuah lahan yang hijau.*
Sadiman, pria yang berasal dari Wonogiri Jateng berhasil membuat perbukitan tandus menjadi sebuah lahan yang hijau.* //Reuters


PR TASIKMALAYA - Seorang pejuang lingkungan asal Wonogiri Jawa Tengah (Jateng) yang bernama Sadiman, telah berhasil mengubah perbukitan tandus menjadi hijau.

Setelah berjuang selama 24 tahun, pria asal Jateng ini juga telah membuat penyediaan sumber daya air di wilayah pegunungan yang rawan kekeringan tempatnya tinggal.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, dengan aksi heroiknya ini Sadiman justru pernah dianggap gila oleh sesama penduduk desa.
 
Baca Juga: Membanggakan! Rose BLACKPINK Berhasil Jadi Penyanyi Solo Pertama K-Pop yang Masuk Tangga Lagu Resmi Inggris

Tetapi, pria berusia 69 tahun yang dikenal sebagai 'mbah' itu tak pernah berhenti menanam pohon di daerah perbukitan di Jawa Tengah tersebut.

Hal ini dilakukan Mbah untuk membersihkan lahan supaya dapat digunakan sebagai tempat bercocok tanam, usai terjadinya kebakaran yang hampir mengeringkan sungai dan danau.

Sadiman memberikan pernyataannya terkait hal ini dengan memakai topi ranger yang khas dan baju safari seperti kebanyakan orang Indonesia.

“Saya berpikir sendiri, kalau tidak menanam pohon beringin, daerah ini akan menjadi kering,” katanya.
Baca Juga: Mencoba Menantang TNI Polri, KKB Ancam Akan Membuat Tindakan Perang di Enarotali

“Menurut pengalaman saya, pohon beringin dan pohon ficus bisa menyimpan banyak air,” ujar Sadiman. 

Sadiman menanam pohon sedikitnya sebelas ribu pohon beringin dan pohon ficus pada lahan seluas 250 hektar yang menyebarkan akar-akarnya yang panjang.

Akar-akar tersebut telah membantu menyimpan air tanah dan mencegah erosi tanah.

Dari hasil kerja kerasnya itu, di daerah yang dulunya merupakan tanah tandus dan gersang itu kini memiliki banyak mata air.
 
Baca Juga: Ingin Wariskan Sesuatu untuk Penerus Partai Demokrat, Marzuki Alie: Kelemahan Saya Bicara Apa Adanya

Aliran dari mata air itu pun digunakan oleh banyak rumah serta untuk mengairi pertanian.

Tetapi pada awalnya hanya sedikit warga desa yang mengapresiasi usahanya.

“Orang-orang mengejek saya karena membawa bibit pohon beringin ke desa," tutur Sadiman.

"karena mereka merasa tidak nyaman karena mereka yakin ada makhluk halus di pohon itu,” tambahnya.
 
Baca Juga: Banyak Ditunggu Penonton, Drama Korea The Penthouse 2 Tetap Berada di Posisi Nomor 1 Pekan ini

Bahkan ada yang mengira dia orang gila karena menukarkan dengan kambing yang dipeliharanya dengan bibit.

“Dulu orang mengira dia gila, tapi lihat hasilnya sekarang,” ungkap seorang warga bernama Warto.

“Ia mampu menyediakan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di beberapa desa,” lanjutnya.

Sadiman juga mendanai pekerjaannya melalui pembibitan tanaman seperti cengkeh dan buah nangka yang bisa dia jual atau barter.
Baca Juga: KKB Papua Ajukan Tantangan Perang Terhadap Aparat Berwenang, TNI Beri Dua Pilihan

Kurangnya curah hujan di daerah tempat dia menanam pohon, dulunya pernah menghambat petani untuk panen tunggal dalam setahun.

Tapi sekarang, dengan sumber air yang melimpah, warga bisa mendapatkan dua atau tiga kali panen.

“Saya berharap masyarakat di sini bisa hidup sejahtera dan hidup bahagia," ujar Sadiman.

"Dan jangan terus menerus membakar hutan," pungkasnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x