Sindir Keras Moeldoko Jadi Ketum Demokrat Versi KLB, Gatot Nurmantyo: Betapa Memalukannya Hal Itu

- 14 Maret 2021, 15:00 WIB
Mantan Panglima TNI (Purn) Gatot Nurmantyo turut menyoroti Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang terpilih jadi Ketum Demokrat meski bukan kader partai.*
Mantan Panglima TNI (Purn) Gatot Nurmantyo turut menyoroti Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang terpilih jadi Ketum Demokrat meski bukan kader partai.* /Instagram.com/@nurmantyo_gatot

PR TASIKMALAYA- Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo turut memberikan tanggapan terkait kisruh di dalam tubuh Partai Demokrat.

Gatot Nurmantyo bahkan sebelumbya mengaku sempat ditawari oleh seseorang untuk mengkudeta Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AYH) melalui Kongres Luar Biasa (KLB).

Gatot Nurmantyo dalam sebuah wawancara di Kanal YouTube beberapa waktu lalu, mengaku bahwa dirinya pernah ditawari posisi ketua umum Demokrat melalui KLB dengan menggulingkan AHY.

Baca Juga: Tolak Wacana Presiden Tiga Periode, Hidayat Nur Wahid: Pembatasan Dua Periode Ada di UUD 1945

Mengetahui hasil KLB tersebut, kini Gatot Nurmantyo pun tampak menyindir Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang terpilih sebagai ketua umum Demokrat versi KLB.

Sindiran Gatot Nurmantyo terkait Moeldoko yang dijadikan Ketum Demokrat versi KLB itu diutarakan saat ia menjadi salah satu pembicara di program yang dipandu Najwa Shihab, Rabu, 10 Maret 2021.

Hal yang membuat Gatot Nurmantyo menyoroti sosok Moeldoko yang terpilih sebagai pimpinan baru Demokrat di KLB, pasalnya sebagaimana diketahui Moeldoko bukan seorang kader Demokrat, melainkan pihak eksternal partai.

Baca Juga: Amien Rais ke Jokowi: Paling Berbahaya Politik Sesuai dengan Selera Rezim

Sebagaimana diberitakan Pangandaran.Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "Moeldoko Jadi Ketum Demokrat Meski Bukan Kader, Gatot Nurmantyo: Berkompetisi Harus Bermoral!", Gatot Nurmantyo mengatakan, Moeldoko belum pernah jadi kader Partai Demokrat, tapi menerima saat dijadikan ketua umum merupakan tindakan yang memalukan.

"Bagaimana saya harus mempertanggungjawabkan apabila saya ikut dengan cara yang tidak terhormat, tidak pernah sedetik pun saya menjadi anggota Demokrat.

Halaman:

Editor: Arman Muharam

Sumber: Pangandaran Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x