"Itu menunjukkan Presiden memang boneka karena gak ada orang menganggap apa yang diputuskan Presiden, saya bilang boneka itu Presiden ya bukan Pak Jokowi,” kata Rocky Gerung.
Baca Juga: Sang Kreator ‘Malam Minggu Miko’ Raditya Dika Buat Webseries Lagi? Berikut Judulnya!
“Presiden statusnya memang dikendalikan. Dalangnya ada di dalam semua institusi. Jadi sebetulnya sistem hukum kita dikepung, dikendalikan, dan diarahkan oleh kekuatan diluar," jelas Rocky Gerung.
Bahkan, Rocky Gerung menilai jika Presiden sekadar menjadi juru tulis di Istana maka ‘kekuatan besar’ itu jelas terlihat.
"Kalau Presiden sekadar jadi juru tulis, dari kekuatan besar itu terlihat. Sekarang sebagian orang ragu Presiden mau cabut.
Baca Juga: Singgung Penetapan Tersangka yang Telah Wafat, Said Didu: Bagaimana Menghukum Mayat?
“Jangan-jangan ini hanya akal-akalan karena mau nyogok pikiran NU dan Muhammadiyah," tambah Rocky Gerung.
Selanjutnya, Rocky Gerung menyebutkan perbandingan UU Omnibus Law dengan Perpres soal miras.
"Perpres soal miras itu intinya sama dengan Omnibus Law. Bahkan lebih berbahaya Omnibus Law. Perpres miras bisa dibatalkan 2 sampai 3 jam.
Baca Juga: Dicap Pengkhianat karena Diduga Kudeta, Max Sopacua: 2013, SBY KLB Menggantikan Anas Urbaningrum