Sementara itu, dari hasil analisis mekanisme sumber, menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik.
Segmen megathrust Enggano ini diketahui memiliki magnitudo tertarget mencapai 8,4.
Namun, dengan sering terjadinya gempa-gempa kecil, maka akumulasi energi yang tersimpan selalu dilepas, sehingga gempa besar atau pengumpulan energi besar diprediksi sulit terjadi.
Meskipun begitu, pihak BMKG menyatakan bahwa tidak ada yang bisa memprediksi kapan gempa terjadi, sehingga masyarakat diharapkan agar tetap tenang dan selalu waspada.
"Karakteristik gempa di Bengkulu itu rata-rata menurun. Selama ini kebiasaan yang sering terjadi itu skala gempanya semakin kecil dan semoga tidak ada gempa besar," ujar Litman.
Ia juga menjelaskan bahwa di segmen megathrust Enggano pada tahun 2000 lalu pernah terjadi gempa bumi besar dengan magnitudo 7,9.
Selain itu, di segmen tersebut pada Agustus 2020 lalu pernah terjadi gempa doublet atau gempa kembar dengan kekuatan dan waktu terjadi yang hampir beriringan.***