Soal Penanganan Covid-19, Faisal Basri: Jangan Pakai Istilah Gas dan Rem ini Soal Nyawa Manusia

- 7 Januari 2021, 05:30 WIB
Ekonom senior Faisal Basri.*
Ekonom senior Faisal Basri.* //ANTARA

PR TASIKMALAYA – Ekonom Senior Faisal Basri meminta agar dalam penanganan Covid-19 tidak menggunakan istilah gas dan rem.

Karena menurutnya nyawa manusia tidak bisa dijadikan sebagai bahan percobaan.

Hal itu ia sampaikan melalui cuitan di media sosial Twitter miliknya pada Rabu, 6 Januari 2021.

Baca Juga: Update Virus Covid-19 Kota Tasikmalaya 6 Januari 2021: Total Kasus 2.328 Orang Positif

“Mohon dengan sangat jangan lagi pakai istilah gas dan rem. Nyawa manusia jangan dijadikan trial dan error alias coba-coba,” cuit Faisal, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Twitter @FaisalBasri.

Menurutnya istilah gas dan rem menunjukan tidak adanya perencanaan yang matang dalam pengambilan tindakan di masa pandemi ini.

Padahal apabila didasarkan pada ilmu pengetahuan dan juga data yang kredibel, tentu menurutnya akan menghasilkan langkah yang terukur.

Baca Juga: Update Virus Covid-19 Kabupaten Tasikmalaya 6 Januari 2021: Total Kasus 1.321 Orang Positif

“Jika berbasis ilmu pengetahuan dan data yang akurat/kredibel, segala langkah niscaya terukur. Gas dan rem itu cerminan ugal-ugalan dan miskin perencanaan,” tulis Faisal.

Faisal menambahkan bahwa penyebaran Covid-19 dapat diprediksi dengan tepat apabila data yang digunakannya kredibel.

Sehingga menurutnya, tidak mesti ada langkah gas dan rem, apalagi dilakukan secara tiba-tiba dalam penanganan Covid-19.

Apabila itu tetap dilakukan, gas dan rem, menurutnya akan berakibat pada besarnya biaya ekonomi di masa pandemi ini.

Baca Juga: Kedelai Alami Kenaikan Harga, Perajin Tempe di Yogyakarta Berupaya Pertahankan Harga Produk

“Penyebaran Covid-19 bisa diprediksi dengan keakurasian tinggi kalau datanya kredibel. jadi tak perlu gas dan rem, apalagi dilakukan mendadak. Akibatnya, ongkos ekonominya pun sedikit tinggi,” tutur Faisal.

Sebelumnya diketahui, istilah gas dan rem menjadi kata yang digunakan dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.

Terutama ketika akan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di suatu wilayah dalam konteks untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

Dimulai dari presiden, menteri hingga kepala daerah diketahui pernah menggunakan istilah gas dan rem dalam upaya penanganan pandemi Covid-19.

 

***

Editor: Tita Salsabila


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah