Kedelai Alami Kenaikan Harga, Perajin Tempe di Yogyakarta Berupaya Pertahankan Harga Produk

- 6 Januari 2021, 20:00 WIB
Pengrajin Tempe di Banten./*
Pengrajin Tempe di Banten./* / Antara/Mulyana

PR TASIKMALAYA – Walaupun harga kedelai tengah mengalami kenaikan yang signifikan, para perajin tempe di Kota Yogyakarta memutuskan untuk tetap mempertahankan harga produk berbahan baku kedelai tersebut.

“Kami tetap mempertahankan harga sehingga ukuran tempe pun terpaksa dikecilkan dari ukuran sebelumnya. Ini untuk menyiasati agar harga tidak perlu dinaikkan,” ujar Sutrisno, seorang pembuat tempe di daerah Sidikan, Yogyakarta, pada hari Rabu, 6 Januari 2021.

Di samping memperkecil ukuran tempe, jumlah bahan baku yang dipakai pun dikurangi. Sebelumnya, perajin yang biasa menggunakan 25 kg kacang kedelai, kini hanya menggunakan 20-22 kg per harinya.

 Baca Juga: Kabupaten Garut Jadi Peringkat Tertinggi Kasus Kematian Akibat Covid-19 di Jawa Barat

Sutrisno menambahkan bahwa saat ini, perajin pun harus membeli kedelai yang dihargai Rp 8.900 per kilogramnya setelah mengalami pertambahan harga yang sebelumnya sekira Rp. 7.150 per kilogram.

“Kenaikan harga kedelai cukup tinggi ini sangat memberatkan perajin meski kami tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan baku,” ungkapnya, dilansir dari Antara oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com.

Sutrisno sendiri tidak bisa menentukan aspek yang mengakibatkan pertumbuhan harga kedelai impor yang selama ini menjadi bahan baku tempe.

 Baca Juga: Menkes: Setiap Libur Panjang Kasus Aktif Covid-19 Meningkat Hingga 40 Persen, Tolong Bantu Nakes

“Dari penjual sudah mengatakan kalau harganya naik. Tentu saja yang kami harapkan adalah harga kedelai kembali turun sehingga produksi bisa kembali normal,” terangnya.

Halaman:

Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x