Benarkah Penerima Vaksin Pfizer Alami Bell's Palsy? Ahli Neurologi Beri Penjelasan

- 11 Desember 2020, 13:48 WIB
Ilustrasi vaksin Pfizer
Ilustrasi vaksin Pfizer /Instagram/@pfizerinc

"Sementara studi Pfizer memeriksa 38.000 pasien, jadi empat kasus Bell's palsy disebut berada dalam insiden normal yang diamati," ungkapnya.

Masalah serupa muncul beberapa dekade yang lalu, ketika beberapa kasus orang di tempat terpencil mengembangkan Bell's palsy selepas memperoleh vaksin flu.

Tetapi, tidak ada hasil observasi yang dapat menentukan keterkaitan antara vaksin flu dan Bell's palsy.

Baca Juga: Sebut Ormas di Jakarta Sering Buat Kegaduhan, Kapolda Metro: Hukum Harus Ditegakkan

Lantas, apakah kita mesti mengkhawatirkan vaksin Covid-19 yang mengakibatkan Bell’s Palsy? Menurut Jason, barangkali tidak, karena tidak ada bukti keterkaitan yang ditemukan.

Ia berkata bahwa jumlah subjek observasi yang sedikit diketahui telah membuat kondisi ini mengerdilkan ratusan ribu orang yang masuk ke dalam daftar uji coba penelitian.

Apabila Bell's palsy dialami, terkadang penderita memerlukan penutup jika otot kelopak mata tertahan atau kelopak mata sama sekali tidak mampu untuk menutup.

Baca Juga: Tempat Ikonik Basilica Cistern di Istanbul Nyaris Runtuh

Karenanya, kita diharuskan untuk menjaga mata agar senantiasa lembab dengan meneteskan obat mata dan menjaganya dari kotoran dan cedera, khususnya di malam hari.

NINDS juga menyarankan penggunaan obat analgesik seperti aspirin, asetaminofen, atau ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit, serta terapi seperti terapi fisik, pijat wajah.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah