Tak Setuju dengan Susi Pudjiastuti Soal Benur, Adik Prabowo Subianto: Dia Sangat Keliru Menurut Saya

- 4 Desember 2020, 21:11 WIB
Adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo. /Antara
Adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo. /Antara /

PR TASIKMALAYA - Adik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, memberikan pernyataan bahwa dirinya tidak menyetujui perihal larangan budidaya lobster yang diungkapkan oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Kerja, Susi Pudjiastuti.

"Maaf ya, menurut saya menteri lama (Susi Pudjiastuti) sangat-sangat keliru. Masa kami dilarang ekspor, dilarang budidaya lobster?" kata Hashim dalam konferensi pers di Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara, pada Jumat 4 Desember 2020, dikutip pikiranrakyat-tasikmalaya.com dalam Antara.

Dia menuturkan bahwa dirinya dan masyarakat menilai bahwa Indonesia memiliki potensi menjadi adikuasa produk kelautan.

Baca Juga: Upaya Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Semeru, BNPB Beri Bantuan Dana Hingga Alat Swab

“Kita harusnya yang besar, bukan Vietnam. Maka kebijakan menteri lama sangat keliru. Susi keliru menurut saya," tambahnya.

Dia menuturkan bahwa kebijakan melarang budidaya lobster telah membuat pengusaha budidaya lobster Indonesia menutup perusahaanya.

"Usaha budidaya lobster nelayan miskin ini ditutup. Di Jawa Barat, Jawa Timur, di mana-mana, di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat," tuturnya.

 Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Foto Hasil Tes Usap HRS Positif Covid-19

"Dengan kata lain, saya sangat setuju ekspor lobster," kata Hashim.

Dia mengungkapkan PT Bima Sakti Mutiara (BSM), perusahaan yang saat ini dipimpin oleh putrinya, Rahayu Saraswati, telah melakukan bisnis tersebut lebh dari 34 tahun (sejak 1986).

Dan dirinya tidak pernah menginginkan untuk memonopoli kegiatan bisnisnya tersebut.

 Baca Juga: Tas Noken Papua Jadi Google Doodle Hari Ini, Danu Fitra: Bantu Perkenalkan Warisan Budaya Indonesia

"Lima tahun yang lalu, bisnis mutiara itu sedang mulai mengalami mandek. Kami merugi terus, terus terang saja. Kami memiliki 214 karyawan di Nusa Tenggara Barat. Timbul ide lima tahun lalu untuk mengajukan diversifikasi di luar mutiara," ucapnya

Dia pun menuturkan dia sempat bertemu dengan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dan memberikan saran agar ekspor benih lobster dibuka seluas-luasnya supaya tidak terjadi monopoli.

"Saya sudah wanti-wanti, saya pesan ke dia, Ed, jangan ada monopoli. Kalau saya kamu, saya kasih 100 izin ekspor. Dia bilang, pak Hashim, saya kira 50. Saya bilang tidak, Ed seratus saja. Dan ternyata dia ikuti saya, 61 izin dia kasih, melebihi 50," kata Hashim.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah