Awas Salah Paham! Penelitian Ungkap Efek Buruk Susu Kental Manis terhadap Anak-Anak

- 3 Desember 2020, 10:45 WIB
ILUSTRASI susu.*
ILUSTRASI susu.* /PIXABAY/

PR TASIKMALAYA – Persepsi yang keliru dan berkembang di masyarakat bekenaan dengan susu kental manis (SKM) menyebabkan anak bisa mengalami stunting (kekerdilan).

Banyak masyarakat yang mengira jika susu kental manis itu sebagai susu yang bernutrisi tinggi.

Demikian hasil penelitian dari Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI).

Baca Juga: Aksi Dudung Dinilai Tak Mewakili Pendapat TNI, Ridwan Saidi: Bisa Jadi Ada Sosok Powerfull

"Kejadian 'stunting' pada balita di wilayah DKI Jakarta, salah satunya disebabkan pada kebiasaannya mengonsumsi susu kental manis," ucap Ketua MAjelis Kesehatan PP Aisyiyah Chairunnisa.

Penelitian tersebut didasarkan atas sampel dari 630 responden ibu dengan balita usia di bawah lima tahun yang dilakukan di wilayah DKI Jakarta, meliputi Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Pusat.

Penelitian itu dilaksanakan pada bulan September hingga Oktober 2020.

Hasil dari penelitian tersebut menyatakan jika 59,2 persen stunting pada balita di DKI Jakarat salah satunya disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi SKM.

Baca Juga: Praktik Politik Uang Biasa Terjadi saat Pilkada, DPR: Jangan Coba-Coba untuk Melakukan Kecurangan!

Selanjutnya, Ia mengatakan jika kesalahpahaman terkait susu kental manis yang memiliki nutrisi yang tinggi disebabkan iklan yang ada di media massa.

Berdasarkan penelitian tersebut, menunjukkan persepsi masyarakat tentang susu kental manis dan kaitannya dengan gizi buruk

Sebanyak 49,6 persen ibu mendapatakan informasi jika SKM adalah susu dari iklan di TV dan media massa lainnya.

Sedangkan 50,4 persen mengetahui jika kental manis sebag susu adalah dari keluarga dan petugas kesehatan.

Baca Juga: Pencarian Remaja Tenggelam di Sukabumi Tidak Membuahkan Hasil, Tim SAR Minta Bantuan Nelayan

Penelitian yang sama juga telah dilakukan oleh YAICI bersama PP Aisyiyah pada tahun 2019 yang melibatkan responden di Aceh, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Utara.

Temuan yang didaptkan ternyata iklan produk pangan di media massa khusuhnya televisi sangat berpengaruh terhadap keputusan orang tua dalam mengambil pemberian asupan gizi pada anak.

"Kental manis seharusnya hanya digunakan sebagai 'topping' atau penambah rasa makanan. Tetapi pada kenyataannya diberikan sebagai minuman untuk anak," tutup Chairunnisa.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x