Dengan tingginya kasus Covid-19 telah berpengaruh terhadap perekonomian nasional, dimana pertumbuhan ekonomi terkontraksi 5,34 persen pada kuartal II merkipun telah terjadi perbaikan pada kuartal III.
"Pada kuartal III kita sudah lihat pemulihan ekonomi namun ini masih sangat awal. Perekonomian masih tumbuh negatif meski jauh lebih rendah dibandingkan kuartal II," ujar Sri Mulyani.
Baca Juga: Sembuhkan Bumi dan Hentikan Pemanasan Global, Peneliti Ungkap Syarat Berkebun Urban Organik
Karenanya, Pemerintah akan terus menjaga momentum perbaikan ini dengan penggunaan APBN dalam mengahdapi pandemi, dimana APBN merupakan insstrumen penting dalam mengelola ekonomi.
Diketahui, untuk belanja negara tahun ini mencapai angka Rp2.739,2 triliun dengan Rp695,2 triliun masuk kedalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Program itu meliputi bidang kesehatan Rp97,26 triliun dan perlindungan sosail sebanyak Rp234,33triliun.
Baca Juga: Status Gunung Soputan Waspada, Waspada Bahaya Leleran Lava dan Awan Panas
Kemudian dukungan dari sectoral K/L dan pemda Rp65,97 triliun, dorongan untuk UMKM Rp114,81 triliun, pembiayaan korporasi Rp62,22 triliun, dan insentif usaha Rp120,6 triliun.
"Itu tidak cukup kalau tidak ikut serta menghalangi Covid-19 agar tidak tersebar. Disiplin protokol kesehatan adalah suatu keharusan untuk semuanya, tidak pandang bulu Kita semua harus ikut dalam mencoba mengatasi penyebaran Covid-19," pungkasnya.***