PR TASIKMALAYA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, debt service suspensions initiative (DSSI) senilai 4,9 miliar dolar AS mampu membantu pembayaran utang negara-negara miskin terdampak Covid-19.
Hal itu diungkapkan Sri Mulyani dalam Forum G20 pada Minggu 22 November 2020.
"Ini adalah inisiatif untuk memberikan fasilitas relaksasi bagi pembayaran utang negara-negara miskin, yang saat ini dihadapkan pada kondisi ekonomi dan fiskalnya yang sangat-sangat sulit," katanya dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.
Baca Juga: Resmi Dipinang Denny Sumargo, Berikut 3 Jenis Olahraga yang Digemari Olivia Allan
Sri Mulyani mengatakan, penundaan pembayaran utang negara sebesar 4,9 miliar dolar AS disetujui oleh IMF atau Bank Dunia.
Hal tersebut sebagai langkah negara yang berpendapatan rendah dapat memiliki ruang fiskal untuk menangani pandemi Covid-19.
"Lembaga multilateral seperti IMF dan Bank Dunia menyepakati untuk memberikan relaksasi cicilan utang yang pada mulanya sampai akhir tahun 2020, kemudian diperpanjang hingga pertengahan tahun 2021," lanjutnya.
Baca Juga: Petamburan Disemprot Disinfektan, Langkah Antisipasi Penyebaran Corona
Ia menambahkan, kebijakan moneter di sektor keuangan ini salah satu upaya agar perekonomian kembali pulih dan dapat dikendalikan kembali.
Sri Mulyani menyebut, pemberian vaksin untuk negara miskin dan berkembang dalam pendukungan dana merupakan suatu akses yang sangat penting untuk memulihkan ekonomi Dunia.